News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Prediksi Rusia: Konflik Arab-Israel Akan Menjalar Jadi Perang Regional Besar

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di konferensi pers sikap Rusia atas konflik Israel dan negara-negara Arab di Skopje, Makedonia Utara, Rabu, 1 Oktober 2024. Furkan Abdula/Anadolu Agency

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova memprediksi konflik Arab-Israel sedang berkembang menjadi “perang regional yang besar,”

Zakharova mengatakan PBB mempunyai peran besar untuk menghentikan konflik tersebut.

“Jika kita berbicara tentang potensi PBB, maka PBB mempunyai potensi tersebut. Pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah berlangsung selama hampir satu tahun di zona konflik Arab-Israel, yang kemudian meningkat menjadi perang regional yang besar, memerlukan tanggapan yang terkonsolidasi dari komunitas internasional," ujarnya, Rabu, 2 Oktober 2024.

"Selain di PBB, mau di mana lagi reaksi ini bisa diselesaikan,” tegasnya dalam sesi konferensi pers di Moskow.

Zakharova menyoroti konsensus luas negara-negara mengenai masalah Palestina, khususnya di Majelis Umum PBB, dan mencatat bahwa proses deeskalasi dihalangi oleh Israel dan Amerika Serikat.

Dia mengatakan, Rusia telah berulang kali mencatat bahwa serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu patut mendapat kecaman,

"Namun setahun kemudian kami melihat bahwa hal ini telah menjadi sebuah kesempatan, yang secara harfiah menjadi dalih untuk hukuman kolektif tidak hanya terhadap warga Palestina di Gaza, di mana jutaan warga Palestina sedang dihukum. puluhan ribu di antaranya sudah tewas, tapi sekarang juga warga Lebanon, Suriah, Yaman,” katanya.

"Mesir, Yordania dan negara-negara lain di kawasan ini menjadi yang terdepan dalam eskalasi ini, katanya.

Zakharova mengungkapkan, sehari sebelumnya telah terjadi pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dan duta besar negara-negara Arab, yang meminta pertemuan mendesak.

Para diplomat berbicara “dengan ngeri” tentang keadaan tersebut, “bukan karena panik atau takut”, tetapi karena analisis mereka sebagai profesional mengenai konsekuensi yang mungkin terjadi, katanya.

Baca juga: AS Intimidasi Iran di Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB: Jangan Targetkan Kami Atau Israel

Jumlah warga sipil dan pekerja kemanusiaan terbanyak yang terbunuh dalam sejarah modern

Zakharova mengatakan tindakan Israel “direncanakan” dengan serangkaian pembunuhan politik, penggunaan alat komunikasi untuk serangan tersebut dan pemboman besar-besaran dengan “pembersihan” lebih lanjut di lapangan.

Dia menyebutkan tingginya jumlah korban yang dialami pekerja kemanusiaan, yaitu 300 orang, dan mengatakan bahwa ini adalah “kehilangan pekerja kemanusiaan terbesar dalam satu konflik dalam sejarah modern.”

Jangkauan rudal balistik Iran yang ditembakkan ke wilayah Israel, Selasa malam, 1 Oktober 2024.

Pejabat tersebut membandingkan jumlah korban tewas di Palestina dan Ukraina, dan mencatat bahwa jumlah korban tewas dan terluka di Jalur Gaza saja “sudah dua kali lipat jumlah korban krisis di Ukraina dalam 10 tahun.”

“Apakah adil untuk mengumumkan angka-angka ini? Sebagai manusia, menurut saya itu tidak adil. Namun kami terlibat dalam diskusi isu-isu politik yang terus-menerus dijadikan acuan dalam organisasi internasional oleh orang Barat, terutama Amerika Serikat," ujarnya.

Baca juga: Israel Siapkan Balasan, Incar Infrastruktur dan Minyak Iran, Joe Biden: Lakukan Secara Proporsional

"Jika orang-orang di Ukraina penting bagi mereka, maka orang lain juga harusnya penting?” tegasnya.

Zakharova juga mengutip “kebijakan gagal” Washington di Timur Tengah sebagai alasan eskalasi saat ini.

Menurut dia, AS menghalangi kerja Dewan Keamanan PBB dengan memveto resolusi yang memerintahkan Israel untuk menghentikan pertumpahan darah, memasok senjata dan amunisi ke Tel Aviv.

"Kita berhadapan dengan jumlah korban yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern," ungkapnya.

"Orang-orang itu terbunuh bukan karena suatu bencana alam, ketika bumi terbuka dan kota itu lenyap, hanya menyisakan reruntuhan, seperti yang terjadi pada gempa bumi dahsyat di Turkiye. Kita hanya berurusan dengan hasutan kriminal yang dilakukan oleh manusia untuk memicu krisis ini,” katanya.

Serangan ratusan rudal balistik Iran ke wilayah Israel, Selasa malam, 1 Oktober 2024. (Reuters/Anadolu Agency/Ahikam Seri/AFPTV/AFP/X)

Rusia sedang melakukan dan akan terus melakukan segala upaya, terutama di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, untuk mencegah perluasan konfrontasi, untuk menciptakan kondisi guna mencapai perdamaian dan keamanan yang langgeng dan berjangka panjang di Timur Tengah.

Rusia mendukung pembentukan Negara Palestina merdeka berdasarkan model dua negara. "Hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel," ujar Zakharova.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini