News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rusia Rekrut Para Terdakwa Hukuman Berat Menjadi Anggota Militer

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pasukan Rusia

 

TRIBUNNEWS.COM -- Pemerintahan Presiden Vladimir Putin kembali membuka 'lowongan' untuk bergabung dengan militer Rusia.

Bukan hanya warga biasa saja, Russia Today memberitakan, para terdakwa kejahatan berat juga ditawari untuk menjadi serdadu Rusia dan akan memberikan kompensasi menghindari persidangan dan hukuman penjara.

Mobilisasi para terdakwa kejahatan berat ini dimungkinkan dilakukan setelah Presiden Putin meneken revisi Undang-Undang soal mobilisasi terbarunya pada Rabu (2/10/2024).

Baca juga: Ukraina Akui Kehilangan Ugledar, Volnovakha Juga Lepas

Dalam amandemen UU tersebut salah satunya menyebutkan bahwa terdakwa yang dipanggil untuk dinas militer selama mobilisasi atau secara sukarela mendaftar selama perang berlangsung, pemerintah dapat menghentikan proses pidana terhadap mereka.

Meski demikian, larangan ini tetap berlaku bagi mereka yang dihukum karena kejahatan serius seperti terorisme, pengkhianatan, pemberontakan bersenjata atau spionase.

Para terdakwa juga dibebaskan dari penjara dan tahanan rumah. Melalui wajib militer selama mobilisasi, darurat militer atau saat perang menjadi dasar penangguhan atau penghentian penuntutan.

Sementara pada suatu waktu menghadapi tuntutan pidana di Rusia hampir menjamin hukuman, keadaan telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, dengan sekitar 20 persen kasus berakhir dengan pembebasan pada tahun 2023.

Ketua Komite Pertahanan Duma Negara dan pensiunan jenderal Andrey Kartapolov mengatakan, aturan ini memungkinkan para penjahat tersebut untuk menebus dosa-dosa mereka pada masa lalu yang telah melakukan tindakan berbahaya secara sosial dan mengabdi kepada negara.

Duma mengadopsi RUU tersebut pada tanggal 24 September dan, pada hari berikutnya, Dewan Federasi juga menyetujuinya.

Pada bulan Juni 2023, Rusia mencabut larangan bagi warga negara dengan catatan kriminal untuk mendaftar atau direkrut menjadi dinas militer selama mobilisasi atau darurat militer. 

Baca juga: Tanpa Izin AS, Ukraina Telah Serang Daratan Rusia Dengan Senjata Buatan Sendiri

Pada akhir tahun 2022, Moskow telah memanggil sekitar 300.000 tentara cadangan untuk mendukung operasi militer di Ukraina. Namun, sejak saat itu, militer Rusia telah menikmati aliran pendaftaran sukarelawan yang stabil. 

Pada bulan Juli, Kementerian Pertahanan mengungkapkan bahwa 200.000 orang telah bergabung pada tahun 2024, dengan kecepatan sekitar 1.000 rekrutan setiap hari.

Hal ini juga dilakukan oleh Ukraina. Namun yang dilakukan oleh Kiev adalah mobilisasi dilakukan oleh para terpidana yang melakukan kejahatan ringan.

Narapidana yang telah divonis penjara maksimal dua tahun yang dapat "kompensasi" untuk bergabung dengan militer Ukraina dan berperang di garis depan.

Kiev sangat agresif merekrut para napi dalam mobilisasi militernya. Setidaknya seperti yang diberitakan di media-media Ukraina hingga kini telah ada sebanyak 5.000 napi Ukraina yang telah berperang untuk negaranya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini