TRIBUNNEWS.COM – Pasukan perdamaian PBB akan tetap bertahan di posisi mereka di perbatasan selatan Lebanon, meskipun Israel melancarkan serangan rudal di wilayah itu.
Hal ini diungkap langsung Kepala Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix pada Kamis (4/10/2024).
Mengutip dari APNews, Jean-Pierre Lacroix mengatakan bahwa komandan dan perwira dari pasukan perdamaian PBB, yang dikenal sebagai UNIFIL akan terus bersiaga untuk menjalankan tugas di wilayah Lebanon
Lacroix mengungkapkan bahwa 10.058 pasukan penjaga telah dikerahkan di Lebanon untuk menjaga perdamaian, meski Israel mendesak mereka untuk segera mengosongkan beberapa posisi UNIFIL.
Termasuk markas UNIFIL yang sangat dekat dengan Garis Biru, yaitu garis batas penarikan tentara Israel dan Hizbullah sepanjang 120 kilometer di perbatasan Israel-Lebanon.
Kepala Perdamaian PBB itu berdalih pengamanan wilayah perbatasan perlu dilakukan lantaran tugas tersebut merupakan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sesuai dengan tujuan UNIFIL, yakni melindungi warga sipil di Lebanon dari segala ancaman dan marabahaya.
Serta mendukung upaya warga sipil untuk memasok bantuan kemanusiaan kepada warga di Lebanon Selatan.
“Meskipun banyak menghadapi tantangan, misi menjaga perdamaian akan terus dilanjutkan dan memastikan bahwa rencana darurat sudah siap dan selalu diperbarui,” kata Lacroix.
"Tentu saja, kami sudah menyiapkan beberapa skenario kedua kalau situasi memburuk, sampai ke skenario terburuk yang mungkin terjadi, yang diharapkan tidak sampai pada evakuasi sebagian dan total," imbuhnya.
Sebagai informasi UNIFIL merupakan unit yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB pada Maret 1978 untuk mengukuhkan penarikan Israel dari Lebanon.
Baca juga: Dampak Konflik Iran-Israel: Bursa Asia Fluktuatif, Mata Uang Anjlok, Bitcoin Cs Kontraksi
Lebih dari itu UNIFIL juga dibentuk guna memulihkan perdamaian dan keamanan internasional, serta membantu pemerintah Lebanon dalam memulihkan otoritasnya secara efektif di daerah tersebut.
Namun pascaperang 2006 antara Hizbullah dan Israel pecah, mandat UNIFIL diperluas untuk memantau penghentian permusuhan dan mendampingi pengerahan angkatan bersenjata Lebanon di seluruh Lebanon selatan seiring Israel menarik pasukannya.
Israel Desak Warga Lebanon Selatan Mengungsi
Terpisah, di tengah meningkatnya eskalasi panas yang dilakukan militer Israel, militer zionis mendesak warga di lebih dari 20 kota dan desa di Lebanon selatan untuk segera mengungsi dari rumah mereka.