News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Meski Dihantui Serangan, Pasukan Perdamaian PBB Tidak Akan Mundur dari Perbatasan Lebanon

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Lebanon Selatan

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Lebanon Selatan memutuskan untuk tetap berada di lokasi meskipun Israel terus melancarkan serangannya.

Menurut kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, keputusan ini diambil oleh mereka lantaran mematuhi perintah Dewan Keamanan.

Mereka bersiap dengan apapun kenyataan yang dihadapi di lokasi.

"Pasukan penjaga perdamaian terus berupaya sebaik mungkin untuk melaksanakan mandat Dewan Keamanan mereka dalam kondisi yang jelas sangat sulit," kata Jean-Pierre Lacroix, dikutip dari Al-Arabiya.

Tugas pasukan perdamaian PBB ini merupakan misi yang disebut sebagai UNIFIL.

Misi ini adalah mandat dari Dewan Keamanan untuk membantu Lebanon dalam menjaga wilayahnya dari personel bersenjata luar Lebanon.

Awal minggu ini, militer Israel meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk pindah dari perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Pasukan penjaga perdamaian PBB ini diminta untuk menjauhi Garis Biru dengan jarak lebih dari 5 Km.

Militer Israel mengklaim langkah ini dimaksudkan agar para pasukan perdamaian PBB selamat dari serangan yang diluncurkan oleh mereka (IDF).

"Sesegera mungkin, untuk menjaga keselamatan Anda," menurut kutipan dari pesan tersebut, yang dilihat oleh Reuters.

Namun Lacroix mengatakan dengan tegas bahwa pihaknya memutuskan untuk tetap berada di lokasi sebelumnya.

Mereka dengan tegas menolak perintah IDF.

"Saat ini pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisi mereka, semuanya," kata Lacroix.

Baca juga: Hizbullah Ngebom 2 Alat Peledak Israel saat IDF Menyusup ke Perbatasan Lebanon

Hiraukan peringatan Israel, Lacroix meminta untuk semua pihak menjaga perdamaian.

"Pihak-pihak memiliki kewajiban untuk menghormati keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian, dan saya ingin menegaskan hal itu," tegas Lacroix.

Lacroix menekankan misi UNIFIL adalah sebagai jembatan komunikasi antara Israel dan Lebanon.

Fokus utama UNIFIL adalah melindungi warga sipil, memastikan keamanan warga sipil serta bantuan kemanusiaan yang dikirimkan dengan aman.

Keberadaan pasukan penjaga perdamaian PBB adalah di antara Sungai Litani di utara dan Garis Biru di selatan.

Dalam misi ini, lebih dari 10.000 tentara dari 50 negara dikerahkan.

Tidak hanya itu, terdapat 800 warga sipil yang berpartisipasi dalam misi tersebut.

Perintah Evakuasi Israel kepada Warga Lebanon Selatan

Israel kembali memberi peringatan dan perintah evakuasi kepada warga Lebanon Selatan pada hari Kamis (3/10/2024).

Militer Israel memerintahkan penduduk di lebih dari 20 kota di Lebanon selatan untuk segera mengungsi dari rumah mereka.

Jumlah ini menambah jumlah kota sebelumnya di selatan yang menjadi sasaran panggilan evakuasi menjadi 70 dan termasuk ibu kota provinsi Nabatieh, dikutip dari Al Jazeera.

Perintah evakuasi ini bertepatan dengan serangan Israel di ibu kota Lebanon, Beirut.

Militer Israel mengklaim serangan itu mengenai markas intelijen kelompok yang berafiliasi dengan Iran di Beirut di tengah serangkaian serangan terhadap ibu kota Lebanon.

Selain itu, Israel juga berulang kali menyerang daerah pinggiran Beirut.

Pada hari Kamis, beberapa ledakan terdengar dan beberapa gumpalan asap tebal mengepul setelah serangan besar Israel.

Sekal akhir tahun lalu, serangan Israel telah menewaskan hampir 2.000 warga Lebanon.

Namun sebagian besar korban tewas terjadi dalam dua minggu terakhir.

Sementara sekitar lebih dari 1 juta warga telah mengungsi dari rumah mereka.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait UNIFIL  dan Lebanon

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini