Keesokan harinya, perang Arab-Israel pertama dimulai dan berakhir pada Januari 1949, setelah gencatan senjata antara Israel dan Mesir, Lebanon, Yordania, dan Suriah.
Bulan Desember 1948, Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi 194, yang menyerukan hak kembali bagi pengungsi Palestina.
Tahun setelah Nakba
Sebanyak 150 ribu warga Palestina tetap berada di negara Israel yang baru dibentuk. Mereka hidup di bawah pendudukan militer dan dikontrol ketat selama 20 tahun, sebelum akhirnya diberi kewarganegaraan Israel.
Mesir mengambil alih Jalur Gaza. Pada 1950, Yordania memulai pemerintahan administratifnya atas Tepi Barat.
Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk, dan setahun kemudian, partai politik Fatah didirikan.
Naksa, Perang Enam Hari
Pada 5 Juni 1967, Israel menduduki sisa wilayah Palestina yang bersejarah, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enam Hari melawan koalisi tentara Arab.
Bagi sebagian warga Palestina, hal ini menyebabkan pengungsian paksa kedua. Peristiwa ini dikenal sebagai Naksa yang berarti "kemunduran".
Intifada Pertama pada 1987-1993
Intifada Palestina pertama meletus di Jalur Gaza pada Desember 1987, setelah empat warga Palestina tewas saat truk Israel bertabrakan dengan dua van yang membawa pekerja Palestina.
Protes menyebar cepat ke Tepi Barat, di mana pemuda Palestina melemparkan batu ke tank dan tentara Israel.
Peristiwa ini juga menyebabkan berdirinya gerakan perlawanan Hamas,
Respons keras tentara Israel dirangkum dalam kebijakan "Patah Tulang Mereka" yang dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan saat itu, Yitzhak Rabin.
Aksi ini mencakup pembunuhan, penutupan universitas, deportasi aktivis, dan penghancuran rumah.
Intifada terutama dilakukan oleh kaum muda dan diarahkan oleh Kepemimpinan Nasional Terpadu Pemberontakan, sebuah koalisi faksi politik Palestina yang berkomitmen mengakhiri pendudukan Israel dan membangun kemerdekaan Palestina.
Pada 1988, Liga Arab mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai satu-satunya perwakilan rakyat Palestina.