TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman mengaku menggunakan rudal balistik Zulfiqar dalam serangannya ke Israel pada hari Senin, (7/10/2024).
Momen itu adalah pertama kalinya Houthi menembakkan Zulfiqar ke wilayah Israel. Zulfiqar diklaim mampu bermanuver menghindari rudal darat.
Disebutkan bahwa Zulfiqar mempunyai jangkauan jelajah hingga 2.000 km atau 1.242 mil.
Menurut juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree, pihaknya juga menggunakan rudal balistik yang dinamai Palestina-2.
“Operasi ini berhasil mencapai tujuannya,” ujar Saree dikutip dari Press TV.
Menurut laman Defense Inteligence Agency, Houthi pertama kali memamerkan Zulfiqar pada tahun 2021.
Rudal itu identik dengan rudal Burkan-3 berjarak menengah yang ditembakkan pertama kalinya ke Arab Saudi.
Zulfiqar terlihat mirip dengan rudal Iran yang bernama Qiam/MRBM. Berat hulu ledak yang bisa dibawa keduanya hampir sama. Di samping itu, keduanya memiliki ekor belakang kecil.
Laman Wilson Center menyebut hulu ledak yang dibawa Zulfiqar/Burkan-3 mencapai 250 kg atau 550 pon.
Zulfiqar adalah pengembangan dari rudal Scud Soviet yang memiliki jangkauan jelajah lebih dari 1.200 km. Rudal itu ditenagai oleh bahan bakar cair.
Sejak tahun 2019 Houthi telah menembakkan Burkan-3 ke beberapa negara di kawasan Timur Tengah.
Baca juga: Houthi Berjanji Hujani Israel dengan Rudal Hipersonik Palestina-2 Beberapa Hari Lagi, Ada Kejutan?
Sementara itu, Iran menembakkan varian Qiam saat menyerang Pangkalan Udara Al Asad di Irak tahun 2020.
Pernah ditembakkan ke Abu Dhabi
Houthi pernah menembakkan Zulfiqar ke Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), pada bulan Januari 2022.
Namun, rudal itu ditangkis oleh militer UEA dan Amerika Serikat (AS).