Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan puluhan kematian, termasuk 10 petugas pemadam kebakaran yang tewas dalam serangan udara di gedung pemerintah daerah di daerah perbatasan.
Sekitar 2.000 warga Lebanon telah tewas sejak Hizbullah mulai menembaki Israel setahun lalu sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, sebagian besar dari mereka tewas dalam beberapa minggu terakhir.
Militer Israel menggambarkan operasi daratnya di Lebanon sebagai "terlokalisasi, terbatas dan tertarget," tetapi skalanya terus meningkat sejak minggu lalu.
Tentara Israel Terus Merangsek ke Wilayah Lebanon
Dalam laporannya, IDF mengatakan pihaknya terus bergerak ke Lebanon selatan.
IDF mengatakan tujuan mereka adalah membersihkan daerah perbatasan tempat para pejuang Hizbullah bersembunyi, tanpa rencana untuk masuk lebih dalam ke Lebanon.
Pada hari Senin, Israel dalam kurun waktu satu jam melakukan serangan udara terhadap 120 target di Lebanon selatan, termasuk terhadap unit pasukan khusus Radwan, pasukan rudal Hizbullah dan direktorat intelijennya.
Baca juga: Sempat Terima Pesan Ancaman dari IDF, Jurnalis Muda Palestina Dibunuh Israel di Jabalia
"Operasi ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian serangan yang bertujuan melemahkan kemampuan komando, kontrol, dan penembakan Hizbullah, serta membantu pasukan darat dalam mencapai tujuan operasional mereka," kata militer dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Konflik yang meningkat ini telah memunculkan kekhawatiran bahwa Amerika Serikat dan Iran akan terseret ke dalam perang yang lebih luas di wilayah penghasil minyak tersebut.
Iran meluncurkan serangkaian rudal ke Israel pada tanggal 1 Oktober.
Israel telah mengatakan akan membalas dan sedang mempertimbangkan pilihannya. Fasilitas minyak Iran merupakan target yang mungkin.
(Tribunnews.com/Whiesa)