TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menghabiskan anggaran senilai 17,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 281 triliun untuk membiayai militer Israel di medan perang selama setahun terakhir.
Laporan itu diungkap oleh Institut Watson dari Universitas Brown, bertepatan dengan peringatan setahun pecahnya perang Gaza yang menewaskan lebih dari 41 ribu jiwa.
Dalam catatan Institut Watson yang dikutip Associated Press, menjelaskan AS selama setahun terakhir menggelontorkan miliar dolar untuk mendukung operasi-operasi Israel melawan Hamas di Gaza serta Houthi di Yaman.
Adapun bantuan senilai 17,9 miliar dolar AS tak hanya diberikan dalam bentuk pembiayaan militer.
Namun, juga termasuk penjualan senjata, transfer persediaan senjata, serta pendanaan proyek Costs of Wa seperti termasuk peluru artileri dan bom seberat 2.000 pon (907 kg).
Dengan total bantuan yang telah digelontorkan AS, kini Israel menjadi satu-satunya penerima bantuan militer AS terbesar dalam sejarah.
Tidak seperti bantuan AS kepada Ukraina, Institut Watson menilai bantuan yang diberikan AS ke Israel ada dalam tingkat berbeda.
Sebab, selama bantuan AS itu dikirim, Washington tidak pernah mengungkap secara rinci terkait bantuan atau senjata apa yang dikirimkan AS untuk sekutunya Israel.
Mereka juga menuding pemerintahan Biden yang diam-diam menyembunyikan jumlah penuh bantuan dan jenis sistem manuver yang dikirimkan ke Israel.
AS mengklaim penjualan peluru tank kepada Israel merupakan bentuk dukungan untuk kepentingan keamanan Timur Tengah dari ancaman Hamas.
Namun, bantuan ini justru menyebabkan meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Baca juga: Bantuan Militer Tahunan AS untuk Israel Meningkat 4 Kali Lipat sejak Serangan 7 Oktober
Amerika Pemasok Utama Senjata Israel
Selama puluhan tahun, Amerika Serikat (AS) diketahui menjadi penyokong utama pendanaan militer Israel dalam setiap perang melawan musuh-musuhnya.
Untuk membantu pertahanan Israel, setiap tahunnya negeri Paman Sam ini menyumbangkan bantuan militer senilai 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp 60,27 triliun.
Namun ketika ketegangan antara Israel dengan militan Hamas di Gaza pecah, Pemerintahan Biden diketahui mulai meningkatkan bantuan militernya di wilayah tersebut.