News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sopir India Namai Busnya 'Israel', Terpaksa Ganti Nama Bus Jadi 'Yerusalem' setelah Dihujat

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus di India dinamai Israel Travels. Nama itu diganti Yerusalem setelah muncul kecaman.

Modi adalah salah satu pemimpin pertama yang mengecam serangan Hamas ke Israel tanggal 7 Oktober 2023.

Bahkan, dalam cuitannya di media sosial X, dia menyebut Hamas sebagai “teroris”. Padahal, India tidak secara resmi menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

India sebelumnya adalah pendukung teguh Israel. Namun, India di bawah Modi makin dekat dengan Israel.

Pemerintah India lambat dalam mendukung gencatan senjata di Gaza. Bahkan, India memilih abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB mengenai gencatan senjata.

Hal itu memunculkan pertanyaan apakan India sudah tak lagi mendukung Palestina dan kini memilih membela Israel.

Azad Essa, penulis buku Hostile Homelands: The New Alliance Between Indian and Israel, mengungkapkan penyebab India makin dekat dengan Israel.

Menurut Essa, hubungan dekat India-Israel berkaitan erat dengan sentimen antimuslim yang mengakar pada sikap politik Modi dan para pendukungnya.

Baca juga: Terungkap, Biden Pernah Memaki Netanyahu, Sebut PM Israel Pendusta Sialan, Orang Jahat Sialan

“Banyak orang India menjadi pendukung utama Israel karena pemerintahnya berhasil membuat narasi bahwa proyek modernisasi di India sangat berkaitan erat dengan India yang menjadi rekan Israel dan keduanya menghadapi musuh sama dalam bentuk orang Islam,” kata Essa dikutip dari TRT World.

Dukungan India kepada Palestina

Dulu India dikenal membela Palestina. Dukungan itu berakar dari perjuangan India dalam melawan penjajahan Inggris.

Para pemimpin India seperti Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi mendukung Palestina saat India berusaha menggapai kemerdekaannya.

“Palestina milik orang Arab sebagaimana Inggris milik orang Inggris atau Prancis milik orang Prancis,” kata Gandhi.

Mahatma Gandhi (IST)

Sementara itu, Nehru menyebut Palestina pada dasarnya adalah negara Arab dan harus tetap seperti itu.

“Jadi hak orang Yahudi atas tanah air seharusnya tidak mengorbankan tanah air penduduk Arab di Palestina,” ujar Nehru.

India menentang rencana pembagian Palestina pada tahun 1947 dan memilih mendukung kemerdekaan Palestina.

Kendati mengakui negara Israel tahun 1950, India cenderung lebih dekat dengan sekutu Arabnya saat Perang Dingin.

India mendukung Mesir saat Krisis Suez tahun 1956 dan mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) tahun 1974. PLO bahkan diizinkan membuka kantor di New Delhi tahun 1975.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini