News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kutuk Serangan IDF ke UNIFIL, Turki: Bukti Impunitas Israel

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL berpatroli di sekitar Tyre di Lebanon Selatan.

TRIBUNNEWS.COM - Turki mengutuk serangan Israel yang menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

Menurut kementerian luar negeri Turki, serangan Israel ke UNIFIL merupakan bukti impunitas Israel.

"Serangan Israel terhadap pasukan PBB, menyusul pembantaian terhadap warga sipil di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon merupakan manifestasi dari persepsinya bahwa kejahatannya tidak dihukum," kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.

Ia juga meminta kepada masyarakat Internasional untuk mendesak Israel agar tidak melanggar hukum Internasional.

"Masyarakat internasional berkewajiban untuk memastikan bahwa Israel mematuhi hukum internasional," katanya.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan dengan menembaki tiga posisi posisi PBB di Lebanon Selatan selama 24 jam terakhir pada hari Kamis (10/10/2024).

Salah satunya yang menjadi target adalah markas UNIFIL di Lebanon Selatan.

Tank Israel menembaki menara pengawas di markas UNIFIL.

Tembakan ini menyebabkan para pasukan terjatuh dan 2 penjaga perdamaian Indonesia terluka, dikutip dari Al Jazeera.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi.

"Dalam serangan di menara Nakura, dua personel terluka dan mereka berasal dari Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Arabiya.

Retno dengan tegas mengutuk keras serangan tersebut.

Baca juga: Prancis dan Italia Tuntut Klarifikasi Israel setelah Targetkan UNIFIL di Lebanon

“Indonesia mengutuk keras serangan tersebut,” katanya. 

Ia juga mengatakan Israel telah melanggar hukum Internasional.

“Menyerang personel dan properti PBB merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional," tambahnya.

Tidak hanya menargetkan markas besar UNIFIL, tentara Israel juga menembaki dua posisi lain di dekatnya.

Serangan ini mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung di Ras Naqoura, di sepanjang pantai, dan merusak peralatan di stasiun relai yang lebih dekat ke perbatasan, dikutip dari The Washington Post.

UNIFIL mengatakan bahwa serangan Israel yang menargetkan penjaga perdamaian ini adalah pelanggaran hukum Internasional.

Siapa Itu UNIFIL?

Didirikan pada tahun 1978, misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dibentuk untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menginvasi Lebanon sebagai balasan atas serangan Palestina.

Hingga tahun 2000, Israel terus menduduki wilayah di Lebanon selatan sampai akhirnya mengumumkan penarikan diri.

Meskipun penarikan diri itu disertifikasi oleh PBB, Lebanon membantahnya, dengan alasan bahwa Shebaa Farms adalah bagian dari wilayahnya dan bukan bagian dari Dataran Tinggi Golan Suriah, yang masih diduduki Israel.

Kemudian pada tahun 2006, saat perang antara Hizbullah dan Israel meningkat, UNIFIL memperluas pasukannya.

Perang yang berlangsung selama sebulan ini diakhiri dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menuntut agar kedua belah pihak menghormati perbatasan dan agar “semua kelompok bersenjata di Lebanon” dilucuti senjatanya.

Hingga kemudian UNIFIL kembali ditugaskan di Lebanon selatan.

Tujuannya adalah untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru.

Dalam pemantauan ini, UNIFIL mengirim sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian untuk bertugas.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Turki dan UNIFIL

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini