News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Panglima Iran Esmail Qaani Diduga Membelot, Tumbang karena Serangan Jantung saat Diinterogasi

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima tertinggi pasukan elite Quds di Iran Esmail Qaani.

Surat kabar kenamaan Amerika Serikat (AS), The New York Times, melaporkan Qaani pergi ke Lebanon guna membantu Hizbullah menyusun kembali organisasinya setelah Nasrallah tewas.

Narasumber Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) di Beirut berkata hilangnya Qaani dan bungkamnya para pejabat di Teheran memunculkan kepanikan di IRGC.

Rumor mengenai nasibnya menyebar cepat. Ada yang menyebutkan dia meninggal dalam pengasingan.

Media Arab Saudi bernama Al Hadath mengatakan Qaani bertemu dengan Nasrallah dan panglima Fuad Shukr sebelum keduanya tewas dibunuh Israel.

Menurut media itu, Qaani tidak jadi menghadiri acara rapat Hizbullah yang ditargetkan oleh Israel. Hal itu memunculkan kecurigaan.

Profil Qaani

Qaani lahir tahun 1957 dan menjadi sosok penting dalam strategi militer Iran sejak memimpin Pasukan Quds tahun 2020.

Baca juga: Pakar Akui Iran Bisa Hadapi Perang Panjang dan Berdarah, Israel Negara Kecil, Rentan, & Sudah Letih

Namun, kepemimpinan Qaani kurang terkenal. Pakar menyebut dia tidak bisa menjaga hubungan dengan sekutu-sekutu Iran sebaik pendahulunya, Soleimani.

Berbeda dengan Soleimani yang kerap difoto berada di garis depan pertempuran di Irak dan Suriah, Qaani jauh dari sorotan masyarakat. Dia menggelar rapat secara tertutup.

Kepemimpinan Qaani diwarnai dengan meningkatkanya serangan Israel yang menargetkan sekutu Iran, termasuk Hizbullah dan kelompok paramiliter lainnya.

Karier militer Israel dimulai dari Perang Irak-Iran tahun 1980-an. Saat itu bertempur bersama IRGC.

Pada tahun 1997 dia menjadi Wakil Panglima Pasukan Quds ketika Soleimani menjadi Kepala Panglima.

Peran Qaani dalam Pasukan Quds di antaranya mengawasi operasi di luar perbatasan timur Iran, terutama di Afganistan dan Pakistan.

Berbeda dengan Soleimani, Qaani tidak berbicara bahasa Arab sehingga membatasi kemampuannya untuk membangun hubungan erat dengan para milisi Arab.

Ketika Qaani terpilih untuk memimpin Pasukan Quds, dia berjanji untuk meneruskan misi Soleimani mengusir pasukan AS dari Asi Barat.

“Kami berjanji untuk meneruskan jejak syuhada Soleimani dengan kekuatan yang sama,” katanya dikutip dari India Times.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini