Kemampuan ini membuat sistem THAAD berpotensi lebih efektif menghadapi Kheibar Shekan-1, menurut beberapa pakar militer.
Namun, persamaan berubah dengan Kheibar Shekan-2, yang memiliki jangkauan lebih jauh, yaitu 1.800 kilometer, dibandingkan dengan jangkauan 1.450 kilometer milik Kheibar Shekan-1.
Kendaraan luncur Kheibar Shekan-2 yang lebih aerodinamis memungkinkannya untuk "menukar" jangkauannya yang lebih jauh untuk meluncur di ketinggian rendah, sehingga tetap berada di bawah jangkauan pertempuran sistem THAAD, khususnya pada ketinggian di bawah 35 kilometer.
Hal ini memungkinkan rudal tersebut untuk melewati THAAD sepenuhnya dan mencapai sasarannya.
Meskipun manuver seperti itu memberikan tekanan panas yang signifikan pada peluncur Kheibar Shekan-2, manuver ini merupakan metode yang efektif untuk menghindari THAAD dan menyerang target yang dituju, termasuk kemungkinan baterai THAAD itu sendiri.
Mengingat personel Amerika yang mengoperasikan baterai THAAD, Iran mungkin memilih untuk tidak menargetkan mereka secara langsung.
Sebaliknya, Iran mungkin berfokus untuk mengalahkan mereka dengan tetap berada di luar jangkauan serangan.
Meski Kheibar Shekan-2 ditempatkan dengan baik untuk menghindari THAAD, Kheibar Shekan-1 juga memiliki peluang yang cukup besar untuk mengalahkan sistem tersebut dengan menargetkan lokasi di dekat tepi jangkauan THAAD.
Meskipun teknologi THAAD canggih, biayanya yang tinggi membatasi jumlah pencegat yang tersedia, terutama jika dibandingkan dengan volume dan ukuran persenjataan rudal balistik Iran.
Akibatnya, kontribusi THAAD terhadap pertahanan rezim Israel mungkin sebagian besar bersifat simbolis, menawarkan dukungan radar tambahan dan melindungi lokasi berprioritas tinggi, seperti Pangkalan Udara Nevatim, dari ancaman rudal Iran yang kurang canggih.
Namun, efektivitas THAAD berkurang tajam saat menghadapi ancaman yang lebih canggih seperti Kheibar Shekan-2 milik Iran.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)