TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan Israel akan mengambil keputusan mengenai respons terhadap serangan rudal Iran, sesuai dengan kepentingan nasionalnya, tapi tetap akan mendengarkan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
"Kami mendengarkan pendapat Amerika Serikat, tetapi kami akan membuat keputusan akhir berdasarkan kepentingan nasional kami," kata kantor Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Washington Post.
Sebelumnya, para pejabat AS dan Israel mengungkapkan Netanyahu memberi tahu Presiden AS Joe Biden bahwa tanggapan Israel akan terbatas pada sasaran militer tanpa menargetkan fasilitas nuklir atau minyak di Iran, menurut laporan Washington Post.
Sumber tersebut mengatakan serangan Israel terhadap Iran akan dilakukan sebelum pemilu AS yang digelar pada 5 November mendatang.
"Perdana Menteri Israel memberi tahu Presiden Joe Biden selama panggilan telepon yang terjadi di antara mereka pada Rabu lalu, yang merupakan yang pertama dalam lebih dari 7 minggu setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan di antara mereka, bahwa ia berencana untuk menargetkan infrastruktur militer di Iran," kata pejabat AS.
Sementara itu, seorang pejabat Israel yang dekat dengan Netanyahu mengungkapkan Netanyahu akan terus berkonsultasi dengan para pejabat AS mengenai rencana serangan Israel, namun dia tidak akan menunggu lampu hijau dari AS.
Selain itu, kedua pejabat tersebut menjelaskan, fleksibilitas posisi Israel menjadi faktor pendorong dalam keputusan AS untuk mengirimkan sistem pertahanan rudal yang kuat (THAAD) ke Israel.
Pada Minggu (13/10/2024), NBC melaporkan dengan mengutip para pejabat AS yang yakin Israel telah mempersempit cakupan target respons potensial terhadap serangan Iran bulan ini, menjadi target militer dan infrastruktur energi.
Serangan Balasan Iran ke Israel
Sebelumnya, pada Selasa (1/10/2024) malam, Iran meluncurkan 180 rudal dalam serangan balasannya terhadap Israel, yang menargetkan pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.
Peluncuran rudal itu adalah respon atas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah petinggi militer Hamas, Hizbullah dan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Baca juga: AS: Netanyahu Janji Tak Akan Sentuh Fasilitas Nuklir, Gantinya Bakal Targetkan Situs Militer Iran
Itu adalah peluncuran serangan balasan langsung dari Iran ke Israel untuk yang kedua kalinya tahun ini.
Peluncuran yang pertama terjadi pada Sabtu (13/4/2024) malam, ketika Iran meluncurkan sekitar 200 rudal dan drone ke Israel untuk membalas serangan udara Israel di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.
Iran memutuskan balas dendam setelah serangan Israel di Kedutaan Iran di Damaskus membunuh Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan anggota IRGC lainnya.
Tentara Israel (IDF) mengklaim rudal-rudal itu dicegat oleh Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin oleh sekutunya, Amerika Serikat (AS), seperti diberitakan Al Jazeera.