News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Lebih dari Setahun Agresi di Gaza, Italia Akhirnya Batasi Ekspor Senjata ke Israel

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni menangguhkan izin ekspor senjata ke Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengumumkan pembatasan ketat terhadap ekspor senjata ke Israel sebagai respons terhadap eskalasi militer di Jalur Gaza.

“Setelah dimulainya operasi Israel di Jalur Gaza, pemerintah (Italia) segera menangguhkan penerbitan semua izin baru untuk ekspor produk militer ke Israel,” kata Giorgia Meloni saat berbicara di Senat Parlemen Italia pada Selasa (15/10/2024), menjelang KTT Uni Eropa pada 17-18 Oktober.

Ia menegaskan kontrak yang ditandatangani setelah tanggal 7 Oktober 2023 belum dilaksanakan, dan semua izin ekspor yang diterbitkan sebelum tanggal 7 Oktober 2023 telah ditinjau.

"Saya mendukung penangguhan total penerbitan izin baru, karena Italia mengevaluasi izin lama, dan mengambil tindakan untuk melarang ekspor senjata yang dapat digunakan dalam krisis saat ini," katanya, menggunakan kata 'krisis' untuk merujuk pada serangan Israel di Jalur Gaza yang menggunakan bantuan senjata dari sekutunya.

Pernyataan Giorgia Meloni berupaya menunjukkan posisi Italia yang lebih keras dan lebih ketat dibandingkan mitra Eropanya.

“Posisi Italia lebih ketat dan ketat dibandingkan dengan yang diterapkan oleh mitra kami: Prancis, Jerman dan Inggris,” tambahnya, seperti diberitakan Anadolu Agency.

Giorgia Meloni juga mengatakan akan mengunjungi Lebanon pada Jumat (18/10/2024), di mana misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL), yang disumbangkan Italia, mendapat ancaman serangan dari tentara Israel.

Berbeda dengan Italia, Jerman akan Tetap Persenjatai Israel

Sementara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menegaskan Jerman akan terus memasok senjata ke Israel di tengah meningkatnya serangan Israel yang membunuh puluhan ribu warga Palestina.

"Kami tidak memutuskan untuk tidak mengirimkan senjata. Kami telah memasok senjata dan kami akan terus memasoknya," kata Olaf Scholz dalam pidatonya di Parlemen Jerman, Kamis (10/10/2024) pekan lalu.

Pemerintah Jerman telah mengambil keputusan untuk memastikan lebih banyak senjata akan dikirim segera.

Baca juga: Macron Ingatkan Netanyahu: Israel Dibentuk Berdasarkan Keputusan PBB, Jangan Abaikan Resolusi 1947

Pernyataan tersebut muncul setelah pihak oposisi menuduh pemerintah Jerman sengaja menunda ekspor, terutama terkait amunisi dan suku cadang tank ke Israel. 

Negara Eropa Masih Mempersenjatai Israel

Selain sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS), sejumlah negara Eropa masih mengirim senjata ke Israel, termasuk yang tertinggi Jerman dan Inggris.

Jerman menyetujui pengiriman senjata senilai 14,5 juta Euro pada Januari-Agustus 2024 dan berjanji akan terus mempersenjatai Israel.

Inggris masih mempersenjatai negara Zionis itu dan Perdana Menteri Keir Starmer hanya menangguhkan 30 dari 350 izin ekspor senjata ke Israel.

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya berhenti mempersenjatai Israel, namun Prancis masih memasok suku cadang untuk menunjang produksi senjata di Israel.

Sementara Spanyol telah berhenti mempersenjatai Israel sejak 7 Oktober 2023 ketika serangan di Gaza dimulai, tapi masih mengirimkan amunisi senilai 987.000 Euro ke Israel sebagai bagian dari lisensi ekspor sebelum 7 Oktober 2023.

Belgia dikabarkan telah menangguhkan izin ekspor senjata ke Israel sejak 7 Oktober 2023, seperti diberitakan EuroNews.

Seorang tentara Israel menyusun peluru artileri 155mm di dekat howitzer self-propelled yang dikerahkan di posisi dekat perbatasan dengan Lebanon di wilayah Galilea atas di Israel utara pada 18 Oktober 2023. (Jalaa MAREY / AFP)

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.344 jiwa dan 99.013 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (15/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini