Tampilan joint helmet-mounted cueing system (JHMCS) dipasang pada helm pilot F-15SG untuk memberikan kesadaran situasional berkelanjutan baik dalam kondisi siang maupun malam.
Sebagai jet tempur multirole, F-15SG memiliki 15 stasiun senjata untuk membawa berbagai senjata konvensional dan presisi berdasarkan kebutuhan misi.
Pesawat ini dapat dipersenjatai dengan delapan rudal udara-ke-udara AIM-120 atau AIM-9X ketika digunakan dalam misi serangan udara-ke-udara dan bom berpemandu laser atau rudal udara-ke-permukaan Maverick.
Secara keseluruhan, F-15SG memiliki kapasitas payload 10.432 kg.
Sebagai senjata internal, F-15SG dibekali kanon Gatling 20 mm General Dynamics M61A1 yang ada di sayap kanan.
Kanon ini dapat menembakkan hingga 6.000 peluru per menit, senjata ini menawarkan peningkatan daya tembak dan tingkat kematian maksimum terhadap target udara dan permukaan.
Sebegai penempur terdepan di Asia Tenggara, F-15SG sudah terlahir dengan perangkat peperangan elektronik (EW) onboard, yang terdiri dari jammer radar, penerima peringatan radar, dan dispenser flare/chaff, menawarkan kemampuan pertahanan terhadap ancaman yang dipandu radar.
F-15SG sudah menggunakan Link-16 datalink untuk bertukar informasi target dengan pesawat lain guna meningkatkan kesadaran situasional di medan perang dengan mengurangi penargetan ganda.
Seperti halnya Sukhoi series, F-15SG juga dapat dilengkapi pod infrared search and track (IRST)untuk mendeteksi dan melacak pesawat jet, helikopter, dan target lain dengan radiasi inframerah.
Secara opsional, F-15SG dapat dipasangi targeting pod AN/AAQ-33 Sniper generasi ketiga yang dikembangkan oleh Lockheed Martin dan dilengkapi dengan pelacak titik laser dan kamera FLIR memberikan kemampuan penampakan, deteksi, dan pelacakan target.
Dapur pacu F-15SG ditenagai oleh sepasang mesin turbofan General Electric F110-GE-129C, yang masing-masing menghasilkan daya dorong sebesar 29.000 pon.
Pemerintah Singapura memesan 12 mesin F110-GE-129C pertama dari General Electric pada bulan Desember 2005 dan 12 mesin tambahan pada bulan Oktober 2007.
F-15SG mampu melesat lebih dari Mach 2,5 dan beroperasi pada ketinggian 19,800 meter. F-15SG pada dasarnya adalah varian dari F-15E Strike Eagle dan memiliki konfigurasi yang mirip dengan F-15K yang dijual ke Korea Selatan, tetapi berbeda dalam penambahan radar active electronically scanned array (AESA) APG-63 (V) 3 yang dikembangkan oleh Raytheon.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)