Maariv menerbitkan pendapat para ahli ortodontik yang mengonfirmasi struktur gigi Yahya Sinwar cocok dengan yang ada di foto jasad itu.
Kronologi Pembunuhan Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Paling Diincar Israel
Sebelumnya, pada Rabu (16/10/2024) sekitar pukul sepuluh pagi, seorang tentara Israel dari Batalyon 410 melihat seseorang memasuki dan keluar dari sebuah rumah di lingkungan Tal al-Sultan di Rafah.
Kemudian, pasukan infanteri Israel mulai bergerak menuju sasaran atas dasar bahwa ada orang-orang bersenjata.
Pada pukul tiga sore di hari yang sama, terlihat tiga sosok mencurigakan keluar masuk rumah satu ke rumah lainnya.
Tentara Israel kemudian menyadari bahwa mereka bersenjata dan yakin mereka adalah rekan Yahya Sinwar yang mencoba membuka jalan baginya.
Kemudian tentara Israel melepaskan tembakan ke arah mereka dengan tujuan melukai mereka.
Kelompok Yahya Sinwar terpecah, dia memasuki sebuah gedung dan anggota lainnya memasuki gedung lain.
Yahya Sinwar kemudian naik ke lantai dua, sementara itu tank Israel menembakkan peluru ke gedung itu.
Seorang pemimpin peleton tentara Israel dari Batalyon 450 memasuki area sekitar dua bangunan tersebut, terjadi bentrokan, dan dia melemparkan dua bom ke arah Yahya Sinwar dan rekan-rekannya, yang menyebabkan terputusnya komunikasi di antara mereka.
Pasukan Israel kemudian membawa drone dan melihat seseorang (yang kemudian ternyata adalah Yahya Sinwar) terluka di tangannya dan mengenakan Keffiyeh yang menutupi wajahnya.
Ia sedang duduk di dalam ruangan, lalu mencoba melemparkan tongkat kayu ke drone Israel, yang disusul dengan tembakan peluru lainnya dari tank Israel.
Ketika pasukan tentara Israel masuk untuk melakukan survei pada Kamis pagi, mereka melihat mayat-mayat tersebut, yang satu di antaranya mirip dengan Yahya Sinwar, seperti diberitakan Al Masry Alyoum.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.409 jiwa dan 99.153 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (16/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Wafa Palestine.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel