TRIBUNNEWS.COM - Pasca dinyatakan tewas pimpinan Hamas, jenazah yang diduga sebagai Yahya Sinwar dibawa militer Israel ke Tel Aviv untuk pengujian tes DNA.
Jasad Sinwar ditemukan di antara reruntuhan rumah kawasan Tal as-Sultan, sebuah daerah di Rafah Jalur Gaza selatan.
"Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman pada 7 Oktober, telah dihabisi hari ini oleh tentara IDF [Pasukan Pertahanan Israel]," kata Katz mengutip dari Deutsche Welle.
Tak lama setelah jasadnya ditemukan, beberapa bagian tubuhnya seperti sehelai rambut dari janggutnya serta potongan jari Sinwar dibawa ke departemen forensik Kepolisian Israel.
Barang bukti tersebut dibawa bersama jenazah Sinwar untuk diidentifikasi menggunakan teknologi canggih, melibatkan pengujian DNA dari mitokondria, organel yang bertanggung jawab atas energi sel.
Terlebih Sinwar pernah dipenjara di Israel, kemungkinan besar hasil rontgen gigi, sidik jari, atau DNA-nya tercatat, yang membantu dalam konfirmasi identitas.
Untuk memastikan keakuratan, Israel juga turut melakukan pengecekan truktur gigi untuk memastikan jenazah tersebut merupakan Yahya Sinwar.
Pakar ortodontik memeriksa rahang dan gigi mayat yang ditemukan di Gaza , membandingkannya dengan sinar-X pada foto Sinwar.
Menurut para ahli, karakteristik unik pada rahang mayat tersebut cocok dengan milik Sinwar.
"Gigi diklasifikasikan menurut nomor uniknya, gigi 31 miring secara signifikan, dan celah, atau diastema, ada di antara gigi 31 dan 32, serta di antara gigi 11 dan 21," ungkap laporan tersebut, mengutip dari The Jerusalem Post.
“Selain itu, gigi 21 memiliki fraktur yang dikenal sebagai "pitzaim," dan gigi 41 diposisikan lebih tinggi dari bidang oklusal,” imbuh laporan tersebut.
Baca juga: Kronologi Tewasnya Bos Hamas Yahya Sinwar: Dikejar Drone Zionis Sebelum Ditembak Tank IDF
Proses identifikasi gigi sangat penting, terutama saat jenazah tidak dapat dikenali karena kerusakan parah akibat kebakaran, kecelakaan, atau cedera akibat perang.
Ini lantaran gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang paling tahan lama, bahkan gigi bisa mempertahankan ciri-ciri uniknya meski dalam kondisi ekstrem.
Oleh karenanya teknologi gigi canggih dan penanda genetik pada gigi dapat membantu dalam proses identifikasi.