News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

ICC Akan Cabut Dakwaan Kejahatan Perang jika Yahya Sinwar Dipastikan Meninggal

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

"Khan membutuhkan waktu tidak kurang dari tujuh bulan untuk merekomendasikan kepada majelis praperadilan pengadilan agar mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant, meskipun sudah ada sejumlah besar bukti tentang peran mereka dalam kejahatan perang yang dilakukan di Gaza," katanya.

"Sekarang setelah ia melaksanakan tugasnya, tiga hakim yang bertugas di majelis praperadilan akan memutuskan apakah akan mengeluarkan surat perintah atau tidak."

"Jumlah bukti yang mencolok dan luar biasa tentang kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan kejahatan agresi sedemikian rupa sehingga jika mereka melarikan diri dari tanggung jawab mereka, mereka akan membunyikan lonceng kematian ICC."

Analis: Dugaan kematian Sinwar bukan 'pembukaan' bagi perundingan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza

Dalam gambar arsip tertanggal 14 Desember 2022 ini, pimpinan gerakan Hamas Islam Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza pada. - Hamas menunjuk Sinwar pada 6 Agustus 2024 sebagai pemimpin politik baru, seminggu setelah pendahulunya Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran yang telah meningkatkan ketegangan regional. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

Hassan Mneimneh, seorang analis politik di Middle East Institute, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemikiran Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah kematian Yahya Sinwar, didasarkan pada asumsi yang salah.

"Itu didasarkan pada premis yang salah bahwa Hamas dan Sinwar-lah yang menghalangi tercapainya kesepakatan," kata Mneimneh kepada Al Jazeera.

"Semua orang mengakui - baik secara implisit maupun eksplisit - bahwa itu adalah keputusan Netanyahu, keputusan Israel untuk tidak menerima segala jenis perjanjian kesepakatan senjata tanpa penghapusan Hamas," katanya.

"Jadi inilah mengapa, pada titik ini, berpura-pura bahwa ini adalah pembukaan [untuk perundingan dengan Hamas], adalah sesuatu yang tidak jujur," katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini