TRIBUNNEWS.COM, AS - Mirip yang kerap terjadi di Indonesia.
Saat Anggota DPR RI bersidang, mikrofon yang dipakai anggota dewan kerap mati mendadak.
Nah peristiwa ini terjadi juga di Amerika Serikat (AS).
Mikrofon yang dipakai Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berpidato tiba-tiba mati.
Akibatnya suara dia tidak terdengar oleh sekumpulan warga yang mengikuti pidatonya.
Peristiwa itu terjadi saat dia berpidato di rapat umum di Detroit, Michigan, AS pada Jumat (18/10/2024) waktu setempat.
Seperti biasa calon presiden dari Partai Republik ini berapi-api dalam berpidato.
Trump kemudian menghabiskan hampir 20 menit berkeliling panggung di rapat umum di Detroit, Michigan, saat para penggemarnya bergantian meneriakkan namanya, melambaikan tangan, dan bersorak untuk kemenangannya.
"Lawan, lawan, lawan," teriak mereka serempak.
Saat Trump mondar-mandir di panggung, sebuah tanda di layar berbunyi "Kesulitan Teknis. Urusan Rumit."
Setelah sekitar 20 menit, Trump kembali ke mikrofon untuk mengujinya.
"Halo?" katanya.
Mikrofon kembali menyala, dan penonton bertepuk tangan dengan riuh.
"Baiklah, terima kasih semuanya," kata Trump.
"Terima kasih. Jadi, sekarang yang terjadi adalah saya tidak akan membayar tagihan perusahaan bodoh yang menyewakan sampah ini kepada kita."
"Tapi inilah rencanaku," katanya saat penonton bersorak lagi.
"Apakah kita bersenang-senang? Dan apakah semua orang sekarang dapat mendengar dengan sempurna? Aku tidak suka mikrofonnya, aku tidak menyukainya sejak aku mulai."
Trump melanjutkan pembicaraannya tentang usulannya untuk mengenakan tarif tinggi pada mitra dagang Amerika, pilar utama rencana ekonomi kampanye Trump.
"Mereka akan membayar tarif, tarif yang sangat tinggi saat mereka mengirim produk mereka ke Amerika Serikat demi hak istimewa bersaing dengan para pekerja dan perusahaan-perusahaan kita yang kita sayangi," kata calon dari Partai Republik itu.
"Kita tidak akan membiarkan mereka mencuri perusahaan-perusahaan kita seperti yang pernah mereka lakukan di masa lalu."
Trump mengatakan kebijakan tarifnya disebut "Rencana Bangun di Amerika."
"Anda punya kata-kata lain yang sangat bagus, seperti 'cinta,'" kata Trump, sementara yang lain di ruangan itu tertawa.
"Tapi saya katakan, menurut saya itu lebih indah daripada 'cinta.'"
Baca juga: Trump Ancam Mundur dari Debat Lawan Kamala Harris karena Wacana Mikrofon Panas
Namun, para ekonom telah memperingatkan bahwa rencana mantan presiden itu akan menimbulkan biaya yang signifikan bagi rakyat Amerika.
Washington Post menerbitkan laporan panjang minggu ini yang merinci bagaimana jika diterapkan rencana tarif Trump dapat menjadi bencana bagi ekonomi AS, dengan konsumen Amerika menanggung beban biayanya.
Hal ini juga dapat menyebabkan ketidakpastian yang lebih besar di pasar saham, dan memicu konflik antara AS dan negara-negara lain.
Trump dan Wakil PresidenKamala Harriskeduanya melakukan aksi unjuk rasa di Michigan pada hari Jumat sebagai bagian dari upaya terakhir mereka untuk memenangkan hati pemilih independen dan yang belum menentukan pilihan menjelang pemilihan bulan November.
Harris menggelar rapat umum pada sore hari, kemudian menyampaikan pidato di hadapan serikat pekerja otomotif, dan akan menggelar rapat umum kedua di Detroit pada Jumat malam.