TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu mengancam akan segera memulai proses hukum, menggugat Presiden Prancis Emmanuel Macron buntut embargo senjata Israel.
"Netanyahu telah menginstruksikan Kementerian Luar Negeri untuk mengambil tindakan hukum dan diplomatik terhadap keputusan Presiden Prancis yang mencegah perusahaan Israel memamerkan produk mereka di pameran @SalonEuronaval di Paris bulan depan," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz di X.
Mengutip Swiss Info, gugatan ini dilayangkan setelah Paris melarang perusahaan-perusahaan Israel berpartisipasi dalam pameran dagang angkatan laut, Euronaval 2024.
Euronaval sendiri merupakan pameran senjata paling bergengsi di dunia, rencananya pameran ini akan diadakan di Kota Paris pada tanggal 4 dan 7 November 2024.
Dalam pernyataannya, presiden Macron mengatakan bahwa negaranya mengembargo dan melarang semua pabrik senjata asal Israel tampil dalam pameran Euronaval 2024.
Presiden Macron berdalih larangan embargo dirilis sebagai hukuman kepada Israel yang mengabaikan perintah gencatan senjata dengan Hamas dalam agresi di Jalur Gaza.
Terlebih baru-baru ini Israel mulai mengintensifkan serangan udara ke wilayah Lebanon dan kamp pengungsian Rafah, memicu kemarahan internasional dan protes yang meluas di Prancis.
Imbas embargo tersebut salah satu perusahaan militer kondang Israel, "Masvenot Yisrael" batal memamerkan kapal "Reshef 80" dan kapal "Mini Shaldag andalannya.
Tak hanya itu, sebanyak 74 perusahaan senjata asal Israel termasuk Rafael, Elbit Systems dan Israel Aerospace Industries juga dilarang menampilkan senjata-senjata canggihnya dalam acara bergengsi tersebut.
Israel Kecam Prancis
Aksi boikot seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Prancis.
Sebelumnya pada akhir Mei, Prancis telah melarang kehadiran produsen pertahanan Israel dalam
Keputusan Prancis membatasi keikutsertaan Israel dalam pameran tersebut sontak menuai kecaman dari para pemimpin Israel.
Katz menilai pemboikotan perusahaan-perusahaan Israel yang tidak dapat diterima di antara negara-negara sahabat.
“Pemboikotan perusahaan Israel untuk kedua kalinya, atau penerapan persyaratan yang tidak dapat diterima, merupakan tindakan yang tidak demokratis dan tidak dapat diterima di antara negara-negara sahabat. Saya mendesak Presiden Macron untuk membatalkannya sepenuhnya.” Jelas Katz.
Kecaman serupa juga dilontarkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, Ia bahkan menuduh Prancis bertindak secara tak bersahabat.
"Tindakan Presiden Prancis Macron merupakan aib bagi bangsa Prancis dan nilai-nilai dunia bebas, yang ia klaim untuk dijunjung tinggi," imbuh Gallant.
Prancis Pernah Jadi Supplier Senjata Israel
Sebelum perang Timur Tengah pecah, Prancis sudah menjadi pemasok senjata untuk Israel.
Menurut laporan ekspor senjata bulan Juli 2023, yang disampaikan kepada Parlemen Prancis oleh Kementerian Pertahanan Prancis, negaranya telah memberikan 767 izin ekspor ke Israel sejak tahun 2015.
Selain itu, Prancis rata-rata menjual peralatan militer senilai 20 juta euro ke Israel setiap tahunnya.
Untuk memperkuat kerjasama, Prancis juga mengeluarkan izin ekspor ke Israel dengan total nilai 2,5 miliar euro selama periode 2014-2022, sebagaimana dikutip dari Anadolu.
Namun sejak 5 Oktober lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron memutuskan untuk menangguhkan pasokan senjatanya ke Israel.
Penangguhan dilakukan usai 11 organisasi non-pemerintah di Paris, termasuk Amnesty International, meminta pengadilan untuk mengeluarkan instruksi penghentian penjualan senjata Prancis ke Israel.
Ini dilakukan dengan dalih bahwa senjata tersebut digunakan militer Israel untuk melawan warga sipil di Gaza dan melanggar hak asasi manusia.
“Saya kira prioritas hari ini adalah kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirim senjata untuk berperang di Gaza," kata Macron, dikutip AFP.
"Prancis tidak mengirim apapun,” tegasnya.
Prancis sendiri menjadi salah satu negara di Eropa yang terus menyuarakan dukungan untuk kedaulatan Palestina.
Presiden Perancis bahkan menyatakan kesiapannya untuk mengakui negara Palestina, seperti yang dilakukan beberapa negara Eropa lainnya.
Tak hanya itu, Macron juga memerintahkan Israel menghentikan serangan ke Rafah, wilayah Gaza di dekat perbatasan dengan Mesir yang kini menjadi satu-satunya tempat berlindung warga Palestina di sana.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)