TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel, yang terus membombardir Gaza dan Lebanon, sebagai "organisasi teroris Zionis."
Dalam pidatonya di hadapan fraksi Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Ankara, Erdogan menyampaikan sejak saat itu Israel telah bertindak seperti "organisasi teroris", Anadolu melaporkan.
Dia mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan "jaringan pembunuh bersamanya mengalami delusi dan memulai petualangan yang sangat berbahaya".
Ia memperingatkan Israel bahwa "khayalan tanah yang dijanjikan" yang mereka miliki pada akhirnya akan berujung pada kekecewaan besar.
Dia berjanji bahwa Turkiye tidak akan pernah berkompromi soal keamanannya dan membiarkan ambisi ekspansionis Israel di kawasan itu menjadi kenyataan.
Erdogan juga mengkritik negara-negara barat yang membela gencatan senjata, namun mereka malah terus menyediakan senjata kepada Israel.
"Sejarah tidak akan pernah memaafkan mereka yang memuji monster yang bertanggung jawab atas darah puluhan ribu anak-anak, wanita, dan warga sipil Palestina," kata dia.
Presiden juga menyerukan peningkatan dialog regional, dengan mengatakan, "mempertimbangkan suasana di kawasan kami, kami yakin bahwa kami perlu lebih banyak berdialog, kami perlu rekonsiliasi".
Erdogan memberikan penghormatan kepada Palestina atas ketangguhannya tahun lalu, dengan mengatakan, "Kami tahu betul bahwa rakyat Palestina juga membela kemanusiaan, membela martabat umat Islam."
Hingga berita ini ditulis, Israel masih melanjutkan serangan udara dan daratnya ke Lebanon, dan serangan ke Gaza.
Sekitar pukul 06.30 (03.30 GMT) pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas menembakkan rentetan roket ke Israel selatan.
Baca juga: Menlu Israel Mengamuk, Sebut Presiden Turki Erdogan Penjahat Perang karena Dukung Lebanon
Sirene terdengar hingga Tel Aviv dan Beersheba.
Kelompok itu mengatakan telah meluncurkan 5.000 roket dalam serangan awal.
Militer Israel mengatakan 2.500 roket telah ditembakkan.
Sekitar satu jam kemudian, para pejuang menyeberang ke Israel dalam operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui darat, udara, dan laut.
Sebagian besar pejuang masuk melalui celah-celah penghalang keamanan yang memisahkan Gaza dan Israel.
Jumlah korban tewas terbaru mencapai 43.362 warga Palestina dan 1.139 orang tewas di Israel sejak 7 Oktober 2023.
Kehancuran di Gaza
Menurut data terbaru dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Organisasi Kesehatan Dunia dan pemerintah Palestina per 20 Oktober, serangan Israel telah merusak:
- Lebih dari separuh rumah di Gaza (rusak atau hancur)
- 80 persen fasilitas komersial
- 87 persen gedung sekolah
- Fasilitas kesehatan sehingga 17 dari 36 rumah sakit berfungsi sebagian
- 68 persen jaringan jalan
- 68 persen lahan pertanian
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)