TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengklaim telah menyerang pabrik bahan peledak terbesar Rusia serta sebuah lapangan terbang pada Minggu (20/10/2024) dini hari.
Seorang sumber di Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengatakan kepada Kyiv Independent bahwa pesawat nirawak atau drone yang diluncurkan Ukraina menargetkan Pabrik Sverdlov di kota Dzerzhinsk, wilayah Nizhny Novgorod, Rusia.
Pabrik tersebut telah dikenai sanksi oleh AS dan UE sejak 2023 karena diduga memproduksi barang-barang yang mendukung upaya perang Rusia.
Pabrik itu memproduksi bahan peledak, bahan kimia industri, detonator, dan amunisi, kata AS dalam siaran pers saat sanksi tersebut diumumkan.
Sumber SBU juga mengatakan bahwa pabrik tersebut memproduksi peluru pesawat dan artileri, bom pesawat, serta hulu ledak yang membantu Rusia terus melancarkan perangnya melawan Ukraina.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina kemudian melaporkan pada hari yang sama bahwa Ukraina juga telah menyerang lapangan udara Lipetsk-2 di wilayah Lipetsk, yang terletak lebih dari 400 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Serangan ini menargetkan depot amunisi, fasilitas penyimpanan bahan bakar, serta pesawat di lapangan udara tersebut, yang diketahui menjadi tempat parkir pesawat Su-34, Su-35, dan MiG-31 milik Rusia.
Operasi tersebut dilakukan atas kerja sama antara SBU, badan intelijen militer Ukraina (HUR), dan Pasukan Operasi Khusus Ukraina, menurut sumber SBU.
Kalah jumlah dan persenjataan di medan perang, Ukraina beralih menggunakan pesawat nirawak buatan sendiri untuk mencoba menguras kemampuan tempur Rusia dari jauh.
Drone-drone itu menargetkan fasilitas kompleks industri militer Rusia, pangkalan udara, dan kilang minyak.
Meskipun Ukraina mengakui serangan ke wilayah Rusia, sulit untuk memverifikasi keaslian laporan dan skala kerusakan yang ditimbulkan.
Baca juga: Pilot Pengebom Rusia Ditemukan Tewas di Kebun Apel, Apa Dosa Dmitry Golenkov Terhadap Ukraina?
"SBU berupaya memperkuat sanksi terhadap Pabrik Sverdlov," kata sumber SBU kepada Kyiv Independent.
"Kami menambahkan serangan pesawat nirawak ke pabrik yang mendapat sanksi ekonomi, yang memberikan efek instan."
"Upaya untuk mengurangi kemampuan militer musuh akan terus berlanjut."