"Negara ini berada di bawah tekanan besar untuk memodernisasi angkatan udaranya di tengah meningkatnya ketegangan regional, keterbatasan anggaran, dan kompleksitas diplomasi internasional. Pilihan Indonesia kemungkinan akan bergantung pada kombinasi biaya, keunggulan teknologi, dan pertimbangan politik," kata ulasan tersebut.
Faktor geopolitik memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan.
AS, bersama sekutunya, telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia menyusul konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, dan sanksi ini dapat memengaruhi keputusan Indonesia untuk membekukan kesepakatan Su-35.
"Jika sanksi ini dicabut atau dilonggarkan, minat Indonesia terhadap pesawat Rusia dapat kembali meningkat. "
"Namun, kenyataannya adalah bahwa Indonesia juga harus menjaga hubungan yang kuat dengan kekuatan global lainnya, khususnya AS, serta dengan negara-negara tetangga, yang semuanya memengaruhi kalkulasi strategis yang lebih luas."
"Pada akhirnya, kesepakatan Su-35 tetap beku, dan sementara Rusia tetap berharap kesepakatan itu dapat dihidupkan kembali, Indonesia menghadapi jalan yang menantang ke depan karena berupaya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya di lanskap global yang semakin kompleks," tulis kesimpulan ulasan peluang pembelian Su-35 Rusia oleh Indonesia tersebut.
(oln/blmbrg/bm/*)