TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen senior dari Partai Republik AS berkomentar terkait dugaan Rusia mendapatkan bantuan dari tentara Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina.
Menurut Rep. Mike Turner, AS harus mempertimbangkan untuk mengambil tindakan terhadap pasukan Korea Utara yang membantu jika mereka nekat memasuki perang di Ukraina.
Turner juga menegaskan bahwa pengiriman pasukan Korea Utara di garis terdepan perang adalah melanggar aturan.
“Pemerintahan Biden-Harris harus memperjelas bahwa pasukan Korea Utara yang memasuki konflik ini merupakan garis merah bagi Amerika Serikat,” kata Turner dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Washington Times.
Anggota parlemen GOP ini juga meminta Gedung Putih untuk menyetujui Ukraina dalam menggunakan amunisi dari AS.
“Jika pasukan Korea Utara menyerang Ukraina dari wilayah Rusia, Ukraina seharusnya diizinkan menggunakan senjata Amerika untuk membalas,” tulis Turner di X.
Pernyataan Turner ini muncul tepat setelah Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara berada di Rusia.
Tidak hanya itu, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby juga mengatakan sekitar 3.000 tentara Korea Utara telah berada di Rusia.
Dengan dikerahkannya pasukan Korea Utara ke Rusia, membuat Gedung Putih khawatir.
" Ada kemungkinan yang sangat mengkhawatirkan bahwa mereka akan mencapai garis depan bersama pasukan Rusia," kata Kirby.
Meski begitu, Kirby menekankan pasukan Ukraina akan menargetkan tentara Korea Utara yang dikerahkan oleh Rusia.
"Jika mereka benar-benar dikerahkan untuk melawan Ukraina, mereka adalah sasaran yang tepat," kata Kirby kepada wartawan.
Baca juga: Putin Tak Menyangkal Berita Tentara Korea Utara di Rusia: Itu Urusan Kami
Menurut Kirby, ini adalah bentuk tentara Ukraina dalam membela diri.
"Militer Ukraina akan membela diri mereka sendiri terhadap tentara Korea Utara dengan cara yang sama seperti mereka membela diri terhadap tentara Rusia," tegas Kirby.
Sebelumnya, kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov mengatakan gelombang pertama pasukan Korea Utara akan tiba di wilayah Kursk, barat daya Rusia pada hari Rabu (23/10/2024).
"Kami menunggu unit pertama besok (23 Oktober 2024) di arah Kursk," kata Budanov , meskipun ia tidak menyebutkan berapa banyak yang akan dikerahkan, dikutip dari Kyiv Independent.
Menurutnya, jumlah pasukan Korea Utara yang dikerahkan akan menjadi jelas setelah beberapa hari mereka tiba di Rusia.
"Kita lihat saja setelah beberapa hari," tambahnya.
Putin Tak Membantah Kabar Kehadiran Pasukan Korea Utara di Rusia
Saat ditanya tentang keberadaan tentara Korea Utara di wilayahnya, presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak membantah atau membenarkan laporan terkait kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia.
"Citra itu adalah hal yang serius. jika memang ada citra, itu mencerminkan sesuatu," kata Putin, tanpa mengonfirmasi atau membantah klaim tersebut.
Putin kemudian membahas perjanjian pertahanan Rusia-Korea Utara, yang diratifikasi parlemen Rusia pada tanggal 24 Oktober.
"Mengenai hubungan kami dengan DPRK, perjanjian tersebut diratifikasi hari ini, perjanjian tersebut memiliki Pasal 4. Kami tidak pernah meragukan bahwa para pemimpin Korea Utara menganggap serius perjanjian tersebut," tegasnya.
Dalam pasal tersebut menjelaskan tentang kesiapan salah satu negara dalam menghadapi invasi bersenjata negara lain.
Pasal tersebut menyebutkan bahwa negara ini harus siap membantu dan menyediakan bantuan militer dan lainnya.
Korea Utara Bantah Kirim Pasukan
Sebelum Putin memberikan pernyataan, Korea Utara sempat membantah laporan dari intelijen Ukraina maupun AS.
Menurut Pyongyang, rumor tersebut tidak berdasar.
"Korea Utara mengklaim laporan bahwa pihaknya telah mengirim tentara untuk berperang bersama Rusia melawan Ukraina adalah "rumor yang tidak berdasar," kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan pada tanggal 22 Oktober, mengutip seorang perwakilan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sebagai informasi, Pyongyang dan Moskow telah memperdalam kerja sama militer belakangan ini.
Kerja sama ini semakin dekat ketika Vladimir Putin dan Kim Jong Un menandatangani pakta pertahanan bersama pada bulan Juni.
Pakta tersebut memuat salah satu rahasia yang menyebutkan bahwa Korea Utara akan mengirimkan pasukan untuk mendukung Rusia dalam melawan Ukraina.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Parlemen AS, Korea Utara dan Konflik Rusia vs Ukraina