"Saya sangat lelah. Situasinya sangat buruk."
Keesokan harinya, ia mengirim pesan suara terpisah, yang berbunyi: "Hari ini kami tidak punya air. Kami haus.
"Mungkin masih ada beberapa botol air. Mungkin besok pagi semua botol akan kosong.
"Mereka tidak mengizinkan kami menyalakan listrik untuk mengisi tangki air."
" Situasinya sangat buruk. Beginilah keadaan ICU kami malam ini"
Kegelapan Gaza
BBC memberitakan, Kepala hak asasi manusia PBB mengatakan perang di Gaza merupakan “momen paling gelap” yang terjadi di wilayah utara.
“Saat kita berbicara, militer Israel sedang menjadikan seluruh penduduk sebagai sasaran pemboman, pengepungan, dan risiko kelaparan,” kata Volker Türk.
Ia meminta para pemimpin dunia untuk bertindak, dan mengatakan negara memiliki kewajiban berdasarkan Konvensi Jenewa untuk memastikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional.
Tidak ada tanggapan langsung dari militer Israel, tetapi mereka mengatakan pasukannya telah membunuh “ratusan teroris” dan mengevakuasi 45.000 warga sipil di Jabalia sejak kembali ke daerah itu untuk ketiga kalinya pada tanggal 6 Oktober dengan tujuan menghentikan pejuang Hamas berkumpul kembali di sana.
Hal itu terjadi ketika kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dia sangat terganggu oleh laporan bahwa pasukan Israel telah menyerbu salah satu rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara.
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO telah kehilangan kontak dengan rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, yang dipenuhi hampir 200 pasien di tengah serangan Israel di dekat Jabalia.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas mengatakan pasukan Israel telah menahan pasien, staf, dan warga yang mengungsi, sementara militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi "di wilayah tersebut" berdasarkan intelijen "mengenai keberadaan teroris".
Ratusan warga Palestina dilaporkan terbunuh dan puluhan ribu mengungsi sejak pasukan Israel kembali ke Jabalia.