Penyelidik masih berusaha untuk menentukan data apa yang dapat diperoleh para peretas, jika ada, dan apakah para peretas dapat mendengarkan percakapan Trump atau Vance secara waktu nyata (real time).
Mereka juga mengatakan tim kampanye Trump telah diberitahu.
FBI menolak mengomentari pelanggaran kampanye Trump.
Kedutaan Besar China Washington juga menolak berkomentar dan mengatakan kepada VOA.
Dalam pernyataan yang dibagikan kepada VOA, tim kampanye Trump membenarkan adanya pelanggaran tersebut dan menyalahkan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, karena membiarkan hal itu terjadi.
"Ini adalah kelanjutan dari campur tangan Kamala Harris dan Partai Demokrat dalam pemilu yang tidak akan berhenti, termasuk mendorong China dan Iran menyerang infrastruktur penting Amerika, untuk mencegah Presiden Trump kembali ke Gedung Putih," kata Steven Cheung, direktur komunikasi kampanye Trump.
"Retorika mereka yang berbahaya dan penuh kekerasan telah memberikan izin kepada pihak-pihak yang ingin menyakiti Presiden Trump," tambah Cheung.
Tim kampanye Trump tidak menanggapi pertanyaan yang menanyakan perincian lebih lanjut tentang bagaimana Harris atau tim kampanyenya memungkinkan peretasan oleh China terjadi.
Tim kampanye Harris belum menanggapi permintaan komentar VOA.
Badan-badan intelijen Amerika telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa musuh asing telah menggunakan kombinasi serangan siber dan operasi pengaruh untuk mengintervensi pemilihan presiden AS pada 5 November nanti.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)