TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Ukraina mendapat bantuan dari perwira NATO yang berpartisipasi dalam penggunaan senjata berpresisi tinggi.
Putin menganggap partisipasi tersebut sebagai serangan langsung oleh negara-negara yang memasok senjata ke Ukraina, termasuk anggota aliansi NATO.
Ia berharap NATO mendengar peringatannya tentang konsekuensi dari membiarkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok negara Barat untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia.
“Mereka tidak memberi tahu saya apa pun tentang hal itu, tetapi saya berharap mereka mendengarnya," kata Putin kepada Pavel Zarubin dari saluran TV Rossiya-1, Minggu (27/10/2024).
Putin menekankan militer Ukraina tidak dapat secara mandiri menggunakan senjata berpresisi tinggi.
"Hanya spesialis dari negara-negara NATO yang dapat melakukan ini, karena ini memerlukan intelijen ruang angkasa, yang secara alami tidak dimiliki Ukraina," jelasnya.
“Apa yang terjadi sekarang semuanya dilakukan oleh tangan perwira NATO," lanjutnya.
Presiden Rusia itu mengancam akan menanggapi setiap serangan jauh di dalam wilayah Rusia jika musuh nekat melakukannya.
“Satu-satunya pertanyaan adalah apakah mereka akan membiarkan diri mereka menyerang jauh ke wilayah Rusia atau tidak. Rusia harus menanggapinya sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Namun, Putin masih merahasiakan bagaimana dan kapan Rusia akan menanggapinya.
"Bagaimana menanggapinya, kapan, dan di mana secara spesifik - masih terlalu dini untuk membicarakannya sekarang. Namun, yang jelas, departemen militer kami sedang memikirkan hal ini dan akan menawarkan berbagai opsi," tegas Putin.
Selama berbulan-bulan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mendesak Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk mencabut larangan penggunaan senjata mereka untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.
Zelensky telah memasukkan permintaan untuk menggunakan senjata dari negara-negara NATO untuk melakukan serangan semacam itu dalam apa yang disebutnya 'rencana kemenangan'.
Sementara itu, Departemen Pertahanan AS dan Komite Intelijen AS telah menyarankan pemerintah AS agar tidak memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok AS untuk melakukan serangan jauh di dalam wilayah Rusia, menurut laporan Fox News yang mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Baca juga: Putin Tak Menyangkal Berita Tentara Korea Utara di Rusia: Itu Urusan Kami
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)