Ia mengatakan ada beberapa modernisasi pada dua jenis rudal standar yang berbeda, namun sulit untuk meningkatkan produksi.
"Semakin canggih sebuah rudal, semakin sulit untuk diproduksi,” kata Carlos del Toro pada Mei lalu.
Kekhawatiran tentang kekurangan rudal pencegat telah mendorong pejabat senior Pentagon, termasuk del Toro dan Ketua Kepala Staf Gabungan C.Q. Brown Jr., untuk mempertimbangkan teknologi alternatif, termasuk mengandalkan perusahaan-perusahaan baru untuk membantu meningkatkan produksi rudal pertahanan udara jenis baru.
"AS telah mengumpulkan stok rudal pencegat dalam beberapa tahun terakhir, namun peluncuran puluhan rudal per bulan berarti kapasitas produksi tidak dapat mengimbanginya," menurut para analis dan pejabat pertahanan AS.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan RTX, produsen rudal standar, dapat menghasilkan maksimal beberapa ratus rudal per tahun.
Namun produksi ini bukanlah segalanya bagi Pentagon karena setidaknya 14 sekutu AS juga membeli rudal standar dari RTX.
Satu rudal standar berharga jutaan dolar, sementara senjata buatan Iran jauh lebih murah.
"Kita menghabiskan dana satu tahun untuk Rudal Standar - itu seharusnya menjadi bagian dari persenjataan kita untuk China," kata Mark Montgomery, direktur senior di Foundation for Defense of Democracies.
"Jadi, 100 persen, sekali lagi di Timur Tengah, menghambat kesiapan Angkatan Laut untuk melaksanakan operasi di Pasifik," katanya kepada WSJ.
Meski kekurangan rudal, AS mengerahkan sistem pertahanan udara THAAD di Israel yang memungkinkan AS menggunakan rudal pencegat selain rudal standar untuk meningkatkan pertahanan di sana.
AS juga mentransfer sistem pertahanan rudal Patriot tambahan ke Timur Tengah serta berupaya memenuhi permintaan Ukraina dalam perang melawan Rusia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel