TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Daftar Merah Spesies Terancam dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mencatat lebih dari satu dari tiga spesies pohon berisiko punah di seluruh dunia.
Laporan IUCN diterbitkan pada hari Senin (28/10/2024).
Lebih dari 47.000 spesies dinilai untuk studi IUCN, dari sekitar 58.000 spesies yang diperkirakan ada di dunia.
Menurut laporan tersebut ada lebih dari 16.000 spesies pohon terancam punah
Tak sedikit pohon-pohon ditebang untuk penebangan dan pembukaan lahan untuk pertanian dan perluasan wilayah oleh manusia.
Perubahan iklim juga menimbulkan ancaman tambahan melalui kekeringan dan kebakaran hutan yang semakin parah.
Lebih dari 5.000 spesies dalam Daftar Merah IUCN digunakan untuk kayu konstruksi.
Lebih dari 2.000 spesies untuk obat-obatan, makanan, dan bahan bakar.
"Spesies yang terancam termasuk kastanye kuda dan ginkgo, keduanya digunakan untuk aplikasi medis, mahoni berdaun besar yang digunakan dalam pembuatan furnitur, serta beberapa spesies abu, magnolia, dan eukaliptus," kata Kepala Prioritas Konservasi di Botanic Gardens Conservation International (BGCI), Emily Beech.
Terlebih lagi, menurut laporan IUCN, jumlah pohon yang terancam "lebih dari dua kali lipat jumlah gabungan seluruh burung, mamalia, reptil, dan amfibi yang terancam".
Sementara spesies pohon berisiko punah di 192 negara, proporsi tertinggi ditemukan di pulau-pulau akibat pembangunan perkotaan yang pesat dan perluasan pertanian, serta masuknya spesies invasif, hama, dan penyakit dari tempat lain, catat laporan itu.
Di Amerika Selatan (AS, yang memiliki keanekaragaman pohon terbanyak di dunia, 3.356 dari 13.668 spesies yang dinilai terancam punah.
Banyak spesies di benua itu, yang merupakan rumah bagi hutan Amazon, kemungkinan besar belum ditemukan.
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa 3 Mobil di Farm House Lembang Bandung, Ada Hatchback Sampai Gepeng
"Jika hal ini terjadi, maka kemungkinan besar mereka akan terancam punah," kata laporan tersebut.
Tanam Pohon
IUCN telah menyerukan perlindungan dan pemulihan hutan melalui penanaman pohon serta konservasi spesies yang punah melalui bank benih dan koleksi kebun raya
"Pohon sangat penting untuk mendukung kehidupan di Bumi melalui peran vitalnya dalam ekosistem, dan jutaan orang bergantung padanya untuk kehidupan dan penghidupan mereka," kata Direktur Jenderal IUCN Grethel Aguilar dalam sebuah pernyataan.
Penerbitan laporan ini juga bertepatan dengan pertemuan puncak COP16 Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang keanekaragaman hayati, yang telah dimulai di kota Cali, Kolombia.
Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) memperkirakan pengeluaran untuk alam perlu meningkat menjadi $542 miliar per tahun pada tahun 2030, naik dari $200 miliar pada tahun 2022, untuk menghentikan hilangnya alam dan memenuhi tujuan iklim.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)