Serangan Israel di Lebanon meningkat pada Senin, dengan pejabat kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan itu telah menyebabkan setidaknya 2.710 orang tewas dan 12.592 terluka dalam setahun terakhir.
Konflik di Gaza telah memicu ketegangan regional yang lebih luas, menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas minyak global ketika Israel melakukan serangan udara di Lebanon dan mengerahkan pasukan ke selatan dalam dalil melemahkan Hizbullah, sekutu Hamas.
Eskalasi ini juga menyebabkan bentrokan langsung antara musuh lama, Israel dan Iran.
Selama akhir pekan, serangan udara Israel menargetkan lokasi produksi rudal Iran setelah serangan rudal 1 Oktober terhadap Israel yang dikaitkan dengan Teheran.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan bahwa mereka akan “menggunakan semua alat yang tersedia” untuk melawan tindakan Israel lebih lanjut.
Serangan Hizbullah Bakal Lebih Besar dari Operasi 7 Oktober Hamas
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Hizbullah sedang menyiapkan serangan besar terhadap Israel.
Ia mengklaim serangan itu kemungkinan lebih besar dari Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
"Hizbullah berencana menyerang Israel dengan jip, sepeda motor, roket, dan dengan rudal melalui terowongan bawah tanah," kata Netanyahu dalam wawancara dengan surat kabar Prancis CNews dan Europe 1, Rabu (23/10/2024).
Menurut Netanyahu, jika rencana ini gagal dicegah maka dampaknya akan lebih besar daripada apa yang ditimbulkan oleh gerakan Hamas terhadap Israel.
“Ini akan menjadi serangan yang lebih besar daripada serangan tanggal 7 Oktober," klaimnya.
Perdana Menteri Israel itu juga mengklaim tentara Israel berhasil menemukan terowongan Hizbullah untuk persiapan serangan itu.
“Seratus hingga dua ratus meter dari perbatasan, kami menemukan terowongan yang sedang dipersiapkan untuk menyerang Israel," klaimnya.
Netanyahu Klaim Israel Temukan Senjata Rusia
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan kepada surat kabar Prancis Le Figaro pada awal bulan ini bahwa tentara Israel menemukan peralatan militer canggih Rusia di gudang senjata Hizbullah.
Hizbullah belum menanggapi berita tersebut terkait klaim Netanyahu.