Siapa Naim Qassem yang Terpilih Jadi Sekjen Hizbullah? Benarkah Dia Mau Gencatan Senjata dengan Israel?
TRIBUNNEWS.COM - Wakil sekretaris jenderal Hizbullah, Naim Qassem, terpilih sebagai sekretaris jenderal baru organisasi perlawanan Lebanon yang didukung Iran pada Selasa (29/10/2024).
Qaseem, yang sering disebut sebagai "Nomor Hizbullah 2", akan menggantikan mantan kepala Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada 27 September.
Baca juga: Lagi, Hizbullah Sergap Tentara Israel dari Jarak Dekat, Pasukan IDF Rontok di Kfar Kila
Berbicara dari lokasi yang dirahasiakan pada 8 Oktober, Qaseem menekankan kalau konflik antara Israel dan Hizbullah adalah pertempuran tentang siapa yang menangis lebih dulu, mengatakan bahwa kelompok yang didukung Iran tidak akan menjadi orang yang menangis lebih dulu.
Pidatonya yang disiarkan televisi keluar hanya beberapa hari setelah pemimpin senior Hizbullah Hashem Safieddine diyakini menjadi sasaran serangan Israel.
Pada 23 Oktober, pembunuhan Safieddine dikonfirmasi oleh Hizbullah.
Dalam laporannya pada 21 Oktober, situs web Erem News yang berbasis di UEA mengatakan kalau Qassem meninggalkan Beirut pada 5 Oktober di sebuah pesawat yang digunakan oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi untuk kunjungan kenegaraan ke Lebanon dan Suriah.
Pemindahannya diperintahkan oleh para pemimpin puncak Iran karena takut akan pembunuhan oleh Israel, kata laporan itu, mengutip sumber.
Siapa Naim Qassem?
Hizbullah.org menggambarkan Qassem sebagai salah satu anggota kelompok paling awal, instrumental sejak pembentukannya, dan seorang ideolog terkemuka dalam jajarannya.
Keterlibatannya dalam jaringan ulama Syiah yang berpengaruh, termasuk tokoh-tokoh seperti Abbas al-Moussaoui, Subhi al-Tufaili, Mohammad Yazbek, Ibrahim Amin al-Sayyed, dan mantan kepala Hassan Nasrallah, membentuk lintasan kariernya dalam organisasi Lebanon tersebut.
Naim Qaseem memegang gelar Bachelor of Science di bidang Kimia dari Universitas Lebanon, selesai pada tahun 1970-an.
Bersamaan dengan itu, ia juga mempelajari subyek agama dan teologis di bawah Ayatollah Mohammed Hussein Fadlallah, seorang sarjana Islam yang berpengaruh. Pada tahun 1974, ia menjadi kepala Asosiasi Pendidikan syiah, peran yang dipegangnya sampai 1988.
Dia juga ikut mendirikan Uni Mahasiswa Muslim Lebanon.
Pada tahun 1991, Qaseem terpilih sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, melangkah ke peran setelah pembunuhan Abbas al-Moussaoui.