Hizbullah juga berhasil mempertahankan perbatasan selatan Lebanon dari serangan darat Israel.
Menurut militer Israel, serangan roket yang ditembakkan oleh Hizbullah pada hari Selasa berasal dari daerah di mana pasukan Israel memulai operasi darat pada hari Senin malam.
“Upaya untuk menekan dan mengintimidasi kami akan gagal. Kami terinspirasi oleh kekuatan Nasrallah, dan kami adalah putra-putranya. Ia meninggalkan warisan perlawanan yang kuat di berbagai lini,” kata Qassem.
“Israel ingin melenyapkan perlawanan dan menghancurkan rakyat Palestina, tetapi rakyat Palestina tidak dapat dikalahkan,” imbuhnya.
Lalu benarkah Naim Qassem mengindikasikan niatannya untuk 'berdamai' dengan Israel dalam kerangka gencatan senjata?
Dalam pidatonya saat itu, Naim Qassem menyebut kalau Hizbullah hanya akan mempertimbangkan gencatan senjata dengan Israel jika upaya Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri untuk gencatan senjata selama 21 hari berhasil.
Baca juga: Hizbullah Pukul Mundur Pasukan Israel yang Menyusup ke Posisi UNIFIL, Ingkar Janji Soal Gaza?
"Kami mendukung proses politik yang dipimpin oleh Berri untuk gencatan senjata. Sampai saat itu, tidak akan ada diskusi," kata Qassem.
Serangan roket kedua Hizbullah ditembakkan ke arah Haifa sekitar 30 menit setelah Qassem memulai komentarnya.
Ia menegaskan bahwa meskipun terjadi gelombang pembunuhan baru-baru ini terhadap tokoh-tokoh Hizbullah, struktur organisasi Hizbullah masih utuh, dan gerakan tersebut bekerja dengan kesiapan penuh dan teratur.
(oln/MNA/TC/INDTDY/*)