TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Operasi gabungan yang melibatkan Shin Bet (ISA), Unit Investigasi Kejahatan Internasional Kepolisian (Yahbal), dan Unit Cyber Lahav 433 berhasil mengungkap jaringan intelijen Iran di Israel.
Jaringan intelijen ini diduga beroperasi untuk merekrut dan mengaktifkan warga negara Israel sebagai mata-mata untuk Republik Islam.
Demikian Kepolisian Israel mengumumkan hasil investigas itu pada Kamis (31/10/2024) dikutip dari Jerusalem Post.
Operasi gabungan itu juga menangkap Rafael dan Lala Gulayev, keduanya berusia 32 tahun dari Lod, yang diduga menyelesaikan tugas perekrutan intelijen..
Mereka dituduh bekerja atas nama Iran dan merekrut warga Israel yang keluarganya berasal dari wilayah Kaukasus.
Penyelidikan tersebut juga mengungkap bahwa Elkhan Agayev, warga negara Azerbaijan berusia 56 tahun yang bekerja atas nama agen Iran.
Orang ini yang merekrut keluarga Gulayev.
Atas perintah Agayev, pasangan tersebut dilaporkan melakukan pengawasan di lokasi keamanan sensitif di Israel, termasuk markas besar Mossad.
Serangkaian percobaan serangan terhadap Israel
Selain itu, dakwaan diajukan pada terhadap warga Bnei Brak, Asher Binyamin Weiss, yang dituduh mengikuti seorang ilmuwan nuklir Israel atas arahan agen-agen Iran.
Weiss diduga menerima instruksi dari agen-agen tersebut untuk membunuh ilmuwan tersebut.
Weiss menghadapi tuduhan menghubungi agen asing, memberikan informasi kepada musuh, dan menghalangi keadilan.
"Kasus-kasus ini menambah serangkaian upaya yang digagalkan yang terungkap dalam beberapa minggu terakhir, di mana warga negara Israel yang dioperasikan oleh elemen intelijen Iran ditangkap," kata seorang pejabat senior Shin Bet.
"Penyelidikan sekali lagi mengungkap upaya intelijen Iran untuk merekrut dan mengeksploitasi warga negara Israel untuk kegiatan spionase dan teroris di Israel."