Oleh karena itu, ia menuntut agar Korea Utara segera menarik pasukan dari Rusia.
Ia juga menyindir Kim Jong Un lantaran mengerahkan tentara muda untuk berperang.
"Penempatan pasukan ini merupakan upaya (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un untuk mempertahankan kediktatorannya, dan Kim Jong Un tidak ragu untuk menjual kaum muda dan pasukannya sebagai tentara bayaran umpan meriam," katanya.
Tak terima dengan pengerahkan pasukan Korea Utara, Yong-Hyun akan mengirimkan intelijen ke Ukraina untuk memantau pergerakan tentara tersebut.
"Saya yakin ini bisa menjadi peluang besar bagi tim analisis atau pengamat kami untuk mempelajari pergerakan atau tren pasukan Korea Utara," kata Kim.
Tidak hanya menguntungkan Ukraina, intelijen ini dikirim untuk membantu Korea Selatan berjaga-jaga.
"Informasi yang dikumpulkan mengenai sistem persenjataan dan taktik Korea Utara akan berguna bagi keamanan Korea Selatan di masa depan," kata Kim.
Menurut Kim Yong Hyun, dengan dikirimkan intelijen ke Ukraina, maka mereka menjalankan tugas dengan baik.
"Jika kita tidak mengirimkan pengamat atau tim analisis, itu berarti kita tidak menjalankan tugas kita dengan baik," katanya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Korea Utara, AS, Korea Selatan dan Konflik Rusia vs Ukraina