Serangan itu terjadi ketika Israel meningkatkan kampanye udaranya di Lebanon sejak September terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah dalam eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Hampir 2.900 orang telah tewas dan lebih dari 13.000 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik dengan meluncurkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
IDF Mundur dari Kota-Kota di Lebanon Selatan
Sebelumnya, sejumlah media Lebanon melaporkan kalau pasukan Israel telah mundur dari daerah yang mereka tuju di berbagai desa dan kota di Lebanon selatan.
"Tentara pendudukan Israel menarik kendaraannya dari wilayah Lebanon yang dimasukinya sebagai bagian dari serangan darat yang dimulai hampir sebulan lalu," kata laporan MNA mengutip informasi dari media lokal, dikutip Selasa (29/10/2024) .
Stasiun televisi terafiliasi Hizbullah, Al Manar mengutip UNews menyatakan kalau kalau tentara Israel telah mundur dari kota Houla, Markaba, Mays Al-Jabal, Blida, dan Odaisseh.
Baca juga: Pakar Militer: Perang Israel-Hizbullah Sudah di Level 5, Banyak Tentara IDF Tewas dalam Satu Bulan
Kantor Pers UNews mengutip laporan media yang mengatakan kalau tentara Israel mengerahkan kembali pasukannya di dalam pemukiman Israel, 5 hingga 10 km dari perbatasan Lebanon, pada Senin (28/10/2024).
Apakah Hizbullah Menang?
Apakah langkah Israel menarik kembali pasukannya ke wilayah pendudukannya menandakan kalau Hizbullah menang?
Laporan tersebut menghubungkan aksi mundur pasukan Israel dengan kekhawatiran IDF kalau Kelompok Perlawanan Lebanon akan menargetkan pasukan Israel dengan rentetan roket terkonsentrasi dan pesawat tempur nirawak, yang akan menimbulkan kerugian besar bagi mereka.
Meski begitu, eskalasi diyakini akan tetap terjadi.
Israel dipercaya akan tetap melakukan gempuran melalui serangan udara.
Itu artinya, konteks menang-kalah tidak bisa diukur lewat mundur-majunya pasukan tempur di medan perang.
Satu di antara indikator keberhasilan dalam peperangan adalah apakah target dan tujuan pengerahan kekuatan militer tercapai atau tidak.
Dalam konteks ini, Israel yang melancarkan agresi darat ke wilayah Lebanon mengusung target memukul mundur pasukan Hizbullah dari perbatasan, hal yang jauh dari kata berhasil selama satu bulan belakangan.