"Aktor-aktor global menyadari bahwa AS menerapkan satu standar moral atas tindakan Rusia di Ukraina, tapi juga menerapkan standar berbeda atas tindakan Israel di Gaza," kata dia.
"Perang di Sudan sangat mengerikan, tapi dianggap sebagai prioritas kedua," sambung Ero.
Kemenangan Harris "merepresentasikan keberlanjutan pemerintahan AS saat ini."
Sedangkan jika Trump yang menang, maka dia "mungkin akan memberi Israel keleluasaan yang lebih besar di Gaza dan di tempat lain".
Trump juga "mengisyaratkan bahwa dia bisa mencoba agar Ukraina dan Rusia dapat mencapai kesepakatan tanpa mengorbankan Kyiv."
Mengenai konflik di Timur Tengah, Harris telah berulang kali mengulangi dukungan tegas Biden soal "hak Israel untuk membela diri."
Namun, dia juga menekankan bahwa "pembunuhan warga Palestina yang tidak bersalah harus dihentikan.";
Sementara itu, Trump juga menyatakan bahwa sudah waktunya untuk "kembali berdamai dan berhenti membunuh orang."
Di sisi lain, dia juga dilaporkan telah berkata kepada pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk "melakukan apa yang harus Anda lakukan."
Trump menganggap dirinya sebagai pembawa perdamaian.
Mengenai Ukraina, Trump tidak pernah menyembunyikan kekagumannya terhadap sosok kuat seperti Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia telah menegaskan bahwa dia ingin mengakhiri perang di Ukraina, dan dengan itu mengakhiri dukungan militer dan keuangan AS yang besar.
Sebaliknya, Harris mengatakan, "Saya bangga mendukung Ukraina. Saya akan terus mendukung Ukraina. Saya akan berusaha untuk memastikan Ukraina memenangkan perang ini."
Namun, Ero khawatir situasi global akan menjadi lebih buruk siapa pun yang terpilih.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)