Nam Sung-wook, mantan presiden INSS, mengatakan kepada The Korea Herald bahwa lembaga pemikir NIS “meremehkan” pentingnya Korea Utara bergabung dalam perang Ukraina dengan laporan terbarunya.
“Kerja sama militer Korea Utara dan Rusia akan bertahan lama setelah perang. Mereka sepakat untuk segera memberikan bantuan militer jika salah satu dari mereka diserang berdasarkan pakta pertahanan bersama yang mengikat,” katanya.
Nam menambahkan bahwa Korea Utara “akan tetap berguna bagi Rusia sebagai alat tawar-menawar” dalam negosiasi dengan pemerintahan AS berikutnya.
“Moskow akan menggunakan kedekatannya dengan Pyongyang untuk mendapatkan pengaruh atas Washington, seperti yang dilakukan Beijing di masa lalu,” katanya.
Sumber: Korea Herald