NIS melaporkan kepada majelis pekan lalu bahwa setiap tentara Korea Utara yang dikirim untuk berperang demi Rusia akan dibayar gaji bulanan sekitar US$2.000.
Setidaknya 10.000 tentara Korea Utara diyakini sedang menuju Ukraina, yang berarti pendapatan tahunan lebih dari US$200 juta, kata anggota parlemen tersebut.
Selain tentara, sekitar 4.000 pekerja Korea Utara saat ini berada di Rusia, menurut NIS. Gaji rata-rata mereka diperkirakan sekitar US$800 per bulan.
Baca juga: Korea Utara Bikin Rekor Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Hwasong-19 Terbaru
Wi mengatakan, rata-rata setiap tahun, Korea Utara memproduksi sekitar 4 juta ton biji-bijian seperti beras, jelai, dan gandum, menurut pengumuman mereka sendiri.
Namun sebagian besar “produksi beras” di negara ini sebenarnya adalah kentang, dan beras diperkirakan hanya menyumbang kurang dari sepertiga total produksi beras, jelasnya.
“Empat juta ton biji-bijian yang menurut Korea Utara diproduksi setiap tahunnya sebenarnya kurang dari 1 juta ton dari kebutuhan pangan negaranya."
"Jika Rusia menawarkan 600.000 hingga 700.000 ton beras, itu cukup untuk menutupi lebih dari separuh kebutuhan Korea Utara untuk memenuhi permintaan tahun ini,” katanya.
Anggota parlemen tersebut menambahkan bahwa Rusia pernah mengirim 50.000 hingga 100.000 ton beras ke Korea Utara pada masa lalu.
Baca juga: Menlu Korea Utara Mendadak Terbang ke Rusia, AS Tuduh Pyongyang Kerahkan 10.000 Pasukan
“Jadi bisa dibilang 600.000 ton itu sedikit lebih banyak dari bantuan beras yang mereka terima dari Rusia sebelumnya,” ujarnya.
Kini setelah Rusia membeli peluru artileri dari Korea Utara, sebagian besar kekurangan pangan “mungkin dapat diatasi melalui perdagangan senjata”, katanya.
“Dengan menjual beberapa kontainer peluru artileri, Pyongyang mampu membeli lebih dari ratusan ribu ton beras," lanjutnya.\
NIS melaporkan kepada sidang pekan lalu bahwa Rusia juga diyakini membantu Korea Utara dengan teknologi luar angkasa yang canggih, seiring Pyongyang berupaya meluncurkan satelit pengintaian militer lainnya.
Namun bagian termanis dari kesepakatan yang akan dicapai Korea Utara adalah kemungkinan membuat Rusia ikut berjuang bersamanya jika terjadi keadaan darurat di semenanjung Korea.
“Korea Utara tercatat pernah berperang untuk Rusia. Jika terjadi perang di semenanjung Korea, Korea Utara kini mengharapkan Rusia datang dan membantu,” kata Wi.