News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

10 Alasan Kamala Harris dan Donald Trump Percaya Diri Raih Kemenangan di Pilpres AS 2024

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamala Harris dan Donald Trump. Berikut 10 alasan kuat mengapa Harris dan Trump mungkin memiliki keunggulan dalam hal membangun koalisi pemilih di tempat yang tepat.

TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan presiden Amerika Serikat diadakan pada hari ini, Selasa (5/11/2024).

Warga AS akan menggunakan suaranya untuk memilih presiden selanjutnya.

Adapun 2 kandidat calon presiden yang bersaing untuk mendapatkan kursi presiden AS adalah Kamala Harris dan Donald Trump.

Calon Demokrat Kamala Harris, wakil presiden saat ini, dan calon Republik Donald Trump, mantan presiden, telah bersaing ketat selama berminggu-minggu.

Persaingan semakin ketat dalam penghitungan suara di berbagai wilayah di AS.

Mengutip dari BBC, ada alasan kuat mengapa masing-masing mungkin memiliki keunggulan dalam hal membangun koalisi pemilih di tempat yang tepat.

5 Alasan Kamala Harris Berusaha Memenangkan Pilpres AS 2024

Kemungkinan Harris memenangkan Pilpres AS 2024 karena:

1. Dia Bukan Trump

Trump menjadi sosok yang cukup kontroversial dalam politik AS.

Pada tahun 2020, Trump mendapatkan jumlah suara yang memecahkan rekor untuk kandidat Republik.

Namun sayangnya, Trump terancam kalah karena sekitar lebih dari tujuh juta warga AS memilih Biden untuk menjadi Presiden AS.

Baca juga: Kapan Pemenang Pilpres AS 2024 Diumumkan, Apakah Hari Ini Juga?

Harris sendiri mengaku dirinya cukup takut dengan kembalinya Trump dalam mencalonkan diri sebagai Presiden AS.

Ia menyebutnya sebagai "fasis" dan ancaman bagi demokrasi, dan bersumpah untuk menjauh dari "drama dan konflik".

2. Dia Bukan Biden

Apabila Joe Biden maju untuk mencalonkan diri pada Pilpres AS 2024, kemungkinan besar Partai Demokrat akan kalah.

Oleh karena itu, Partai Demokrat memutuskan untuk menggantikan Biden dengan Harris agar dengan harapan mereka dapat memenangkan Pilpres AS.

Sementara menurut Partai Republik, kebijakan Biden dianggap kurang populer.

Selain itu, banyak dari masyarakat AS yang meragukan Biden dan mempertanyakan kelayakannya.

3. Harris Mengutamakan Hak-hak Perempuan

Pilpres AS 2024 ini menjadi pemilihan presiden pertama sejak Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v Wade dan hak konstitusional untuk melakukan aborsi.

Banyak masyarakat yang khawatir dengan perlindungan hak aborsi.

Oleh karena itu, saat Harris mencalonkan diri sebagai presiden AS, banyak warga yang mendukungnya.

Cara Harris dalam mendukung hak perempuan ini dianggap mengadopsi isu pada tahun 2022.

Di mana isu tentang hak untuk melakukan aborsi ini dapat mendorong partisipasi dan berdampak nyata pada hasil.

Dalam Pilpres tahun ini, 10 negara bagian, termasuk negara bagian Arizona, akan mengadakan inisiatif pemungutan suara yang menanyakan kepada para pemilih bagaimana aborsi harus diatur.

Tentunya dengan adanya program ini, akan membuat Harris mendapatkan banyak suara.

4. Banyak yang Mendukung Harris

Dalam pemilu tahun ini, Harris mendapatkan banyak dukungan.

Terutama dari mereka yang berpendidikan tinggi dan orang-orang yang lebih tua.

Saat ini, Partai Demokrat memiliki pendukung yang jauh lebih tinggi daripada Trump.

Rata-rata pemilih Trump adalah pria muda dan mereka yang tidak tidak melanjutkan pendidikannya.

5. Harris Mengeluarkan Banyak Uang untuk Pilpres Tahun Ini

Seperti yang kita ketahui, untuk mencalonkan diri di pilpres AS sangatlah mahal.

Menurut ahli, pemilu 2024 ini diperkirakan menjadi pemilu termahal yang pernah ada.

Dalam hal ini, Harris berada di posisi teratas.

Di mana capres Partai Demokrat ini telah mengumpulkan lebih banyak dana sejak menjadi kandidat pada bulan Juli.

Financial Times mencatat kampanye Harris telah menghabiskan hampir dua kali lipat lebih banyak dana untuk iklan.

5 Alasan Donald Trump Berusaha Memenangkan Pilpres AS 2024

1. Trump Dianggap Dapat Merubah Perekonomian AS

Saat ini, yang menjadi isu terbesar dalam pemilu adalah perekonomian.

Banyak warga yang mengeluhkan perjuangan mereka dalam memenuhi kebutuhan dengan harga yang menjulang tinggi setiap harinya.

Sejak tahun 1970-an, inflasi mencapai level yang tidak pernah terlihat 

Dengan ini, Trump menanyakan para warga AS sejak 4 tahun lalu.

“Apakah keadaan Anda sekarang lebih baik dibandingkan empat tahun lalu?," tanya Trump.

Sejak adanya pandemi Covid-19, biaya semakin tinggi dan membuat pemilih beberapa kali menyingkirkan partai yang berkuasa.

Warga AS ingin adanya perubahan ekonomi negara mereka.

2. Tidak Terpengaruh oleh Berita Negatif

Meski ada kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 dan berbagai dakwaan serta hukuman pidana tampaknya tidak menggoyahkan dukungan Trump.

Sepanjang tahun ia mendapatkan dukungan yang stabil yaitu sekitar 40 persen.

Meski kerap disepelekan, ia hanya perlu memenangkan cukup banyak suara dari sebagian kecil pemilih yang belum menentukan pilihan dan tidak memiliki pandangan pasti terhadapnya.

3. Komentarnya Soal Imigrasi Ilegal Mendapat Sorotan Luas

Selain ekonomi, isu yang menjadi fokus dalam pemilu tahin ini adalah isu emosional.

Dari Partai Demokrat memperjuangkan hak aborsi, sementara Trump berfokus pada imigrasi.

Setelah pertemuan di perbatasan mencapai rekor tertinggi di bawah Biden, dan gelombang pengungsi berdampak pada negara bagian yang jauh dari perbatasan, jajak pendapat menunjukkan pemilih lebih memercayai Trump terkait imigrasi.

Menurut ahli, Trump terlihat tampil jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

4. Jumlah Orang Tanpa Gelar Lebih Besar daripada yang Memiliki Gelar

Trump tampaknya memiliki daya tarik yang berbeda.

Ia telah mengubah politik AS dengan mengubah konstituensi tradisional Demokrat seperti pekerja serikat menjadi Republik dan membuat perlindungan industri Amerika melalui tarif hampir menjadi norma.

Apabila ia bisa mendapatkan jumlah pemilih lebih banyak di wilayah pedesaan dan kota pinggiran di negara bagian maka akan dapat mengalahkan Harris.

5. Dianggap Sebagai Pemimpin yang Kuat

Trump mendapatkan kritik dari berbagai pihak.

Ia dianggap merusak aliansi Amerika dengan mendekati para pemimpin otoriter.

Akan tetapi, para ahli melihat mantan presiden itu memiliki sifat yang tidak dapat diprediksi.

Sehingga ini menjadi satu kekuatan yang dimiliki Trump.

Terutama saat ini banyak warga AS yang tidak suka dengan kebijakan Biden.

Di mana Biden mengirimkan miliaran dolar ke Ukraina dan Israel.

Mayoritas pemilih, terutama pria yang didekati Trump melalui podcast seperti milik Joe Rogan, melihat Trump sebagai pemimpin yang lebih kuat daripada Harris.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Donald TrumpKamala Harris dan Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini