Pemilihan Presiden Amerika Serikat
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Donald Trump mengungguli Kamala Harris di negara bagian Kentucky dengan raihan suara 66,6 persen berbanding 33,8 persen untuk Kamala.
Trump juga unggul di negara bagian Indiana dengan raihan 70,5 persen berbanding 26,3 untuk Kamala Harris.
Di kedua negara bagian ini jumlah suara yang belum dihitung tinggal 2 dan 1 persen saja. Artinya hasil itu sudah mencerminkan kecenderungan keseluruhan suara.
Pemungutan suara telah ditutup pada Rabu pagi (6/11/2024) pukul 06.00 waktu Indonesia, atau pukul 18.00 waktu New York atau Amerika standar timur.
Dalam beberapa jam ke depan akan segera diketahui siapa pemenang Pilpres AS 2024.
Perkembangan mengejutkan diwartakan stasiun televisi CNN dari hasil exit poll Edison Research, yang menunjukkan 71 persen pemilih tidak puas dan marah dengan situasi negra di bawah Joe Biden.
Artinya, ketidakpuasan dan kemarahan itu juga ditujukan ke Kamala Harris karena satu paket dengan kepemimpnan Joe Biden.
Jika ini berkaitan dengan proses dan hasil pemilihan, maka Donald Trump akan sangat diuntungkan dengan persepsi ini.
Baca juga: Kamala Harris atau Donald J Trump? Ini Plus Minus Mereka bagi Dunia Jika Jadi Presiden AS
Baca juga: Inilah Cara-cara Donald Trump Merebut Kemenangan Pemilu AS 2024
Elon Musk, innovator teknologi dan pendukung kuat Trump di postingan terbaru akun X-nya menayangkan video klip iklan politik Trump yang berlatar musik dan lagu We Are the Champions dari grup rock Europe.
Berdasar exit poll Edison Research pula, Trump memperoleh dukungan lebih kuat dibanding Kamala di negara bagian Pennsylvania yang dikenal kendang Demokrat.
Sebanyak 47 persen pemilih mendukung Trump berbanding Kamala yang mendapat 46 persen dukungan. Pada 2019, Joe Biden mengungguli Trump di wilayah ini dengan raihan 50 persen.
Sementara exit poll yang dirilis jaringan televisi Fox News menunjukkan 70 persen pemilih menganggap negaranya di jalur yang keliru di bawah Joe Biden.
Sebanyak 63 persen menilai ekonomi Amerika tidak baik-baik saja, dan sebanyak 39 persen menganggap ekonomi dan lowongan pekerjaan adalah persoalan utama.