TRIBUNNEWS.COM - NBC News melaporkan Donald Trump memenangkan Pennsylvania.
Ia mengamankan 19 suara Electoral College di negara bagian medan pertempuran yang paling sengit dalam pemilihan tersebut,
Kemenangan Trump atas Wakil Presiden Kamala Harris merupakan kemenangan kedua yang diraih seorang Republikan dalam pemilihan presiden di Pennsylvania sejak tahun 1988.
Trump merupakan satu-satunya kandidat Republikan lain yang menang di negara bagian tersebut saat ia menang pada tahun 2016.
Ini juga merupakan pertama kalinya seorang Republikan memenangkan pemilihan di negara bagian Keystone sejak kemenangan Trump tahun itu.
Kemenangan di Pennsylvania menempatkan Trump selangkah lebih dekat untuk merebut kembali Gedung Putih setelah ia kalah di negara bagian itu dari Joe Biden tahun 2020.
Baik Trump maupun Harris menghabiskan lebih banyak waktu di Pennsylvania daripada yang mereka habiskan di negara bagian lain selama masa kampanye.
Trump meraih kemenangan di daerah Erie dan Northampton, yang dianggap sebagai penentu paling penting di negara bagian tersebut.
Ia juga tampil lebih baik di daerah-daerah merah di bagian barat negara bagian tersebut, yang telah lama menjadi sumber utama suara GOP di Pennsylvania.
Jajak pendapat NBC News menunjukkan Trump memenangkan 57 persen suara warga Latin di negara bagian tersebut setelah jajak pendapat tahun 2020 menunjukkan dia hanya memenangkan 27 persen suara warga Latin di Pennsylvania.
Baca juga: Donald Trump Hampir Dipastikan Menang Pilpres Amerika Serikat 2024
Elemen penting lain dari kemenangannya: 50 persen pemilih independen mendukungnya kali ini, dibandingkan dengan 44% pada tahun 2020.
Meskipun Harris lebih sering tampil di negara bagian itu dan menghabiskan lebih banyak uang di sana daripada Trump setelah ia ikut serta dalam pemilihan, itu tidak cukup. Seorang wanita belum pernah memenangkan pemilihan dengan tiket terbanyak di negara bagian itu.
Beberapa orang dalam Pennsylvania merasa ia memulai dengan posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan medan pertempuran lainnya karena ia tidak memiliki koneksi politik lama seperti Biden di negara bagian itu.
Al Jazeera melaporkan, Trump memulai pidatonya dengan pesan yang relatif ringkas bahwa ia akan menepati janjinya untuk menindak tegas imigrasi dan menandai dimulainya era kemakmuran AS yang bersejarah.
Namun, sejak saat itu ia kembali ke gaya retorika bertele-tele yang telah menjadi ciri khas kampanyenya. Itu dimulai dengan teriakan spontan kepada sekutunya di antara hadirin.
Dia kemudian melontarkan pujian panjang lebar kepada miliarder Elon Musk.
"Ia meluncurkan roket itu dua minggu lalu, dan saya melihat roket itu. Saya melihatnya turun. Saya melihatnya. Saat roket itu lepas landas. Roket itu tampak indah, putih mengilap, saat roket itu turun. Roket itu tidak tampak begitu indah," kata Trump.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)