News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Setelah Netanyahu Pecat Gallant, Kepala Shin Bet dan IDF Jadi 'Target' Selanjutnya

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

YERUSALEM - 20 JULI, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel Herzi Halevi (kanan), dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (tidak terlihat) mengikuti serangan pesawat tempur Israel di Pelabuhan Hudaydah di Yaman, yang dikuasai oleh Houthi yang didukung Iran di pantai Laut Merah, dari pusat operasi di Yerusalem pada 20 Juli 2024.

"Politik mengorbankan keamanan nasional," kata dia.

Sementara itu, pemimpin Partai Demokratik Israel sekaligus oposisi Netanyahu, Yair Lapid, mendesak warga untuk melakukan protes menyusul pemecatan Gallant.

Terpisah, Menteri Keamanan Nasional Israel yang kontroversial, Itamar Ben-Gvir, memuji keputusan Netanahu tersebut.

"Perdana menteri sudah bertindak dengan baik," cuit dia di X.

Sebagai ganti Gallant, Netanyahu menunjuk Menteri Luar Negeri, Israel Katz, untuk menduduki kursi Menteri Pertahanan.

Gallant: Saya Dipecat karena Perbedaan Pendapat

Pada kesempatan berbeda, Gallant mengatakan pemecatannya terjadi karena ada perbedaan pendapat dengan Netanyahu mengenai wajib militer bagi kaum Yahudi Haredi.

Ia menegaskan penolakannya terhadap "pengesahan undang-undang yang diskriminatif dan korup."

Gallant juga mencatat faktor lain yang menyebabkan pemecatannya adalah ketidaksepakatan mengenai masalah sandera Israel di Jalur Gaza.

"Siapapun yang tewas di antara para sandera tidak akan pernah bisa dikembalikan."

"Tidak ada dan tidak akan pernah ada penebusan dosa karena menelantarkan para sandera," katanya.

Ia mengisyaratkan pemerintah harus mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk membawa kembali para sandera.

Gallant menambahkan poin ketiga yang menjadi pertentangannya dengan Netanyahu adalah perlunya mengambil pelajaran setelah melakukan penyelidikan menyeluruh atas serangan pada 7 Oktober 2023, yang merupakan kegagalan keamanan.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini