Berbeda dari Perang Lebanon, posisi Trump justru mendukung perang Israel di Gaza.
Ia tidak pernah berbicara tentang penghentian perang, melainkan berbicara tentang hak Israel untuk mempertahankan diri dan menyelesaikan perang, serta hak Israel untuk melenyapkan Hamas.
Dia menunjukkan bahwa Trump tidak memiliki masalah (tidak keberatan) dengan ekspansi Israel di Tepi Barat dan Golan, dan mungkin juga di Gaza.
Hal itu terindikasi saat Trump berbicara terus terang bahwa Israel adalah negara kecil, dan perlu berkembang, karena Israel adalah negara kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. negara-negara di wilayah tersebut.
Shneikat mengatakan kalau Trump akan terpengaruh oleh realitas militer dan operasional perang tersebut.
"Karena ia percaya akan adanya kekuatan, dan akan menghormati aturan ini jika Israel terkena dampak negatif perang tersebut," katanya.
Shneikat menyebut, sikap pro oleh Donald Trump ini akan dimanfaatkan Israel untuk berusaha melanjutkan perang sampai akhir dan menduduki Gaza, menetap di sana, dan mungkin menggusur penduduknya.
"Trump dekat dengan agenda sayap kanan Israel, dia tidak mengusulkan solusi dua negara. Sikap dan pembicaraannya tentang perdamaian bersifat ambigu, dan tidak ada indikasi bagaimana dia akan mengupayakan perdamaian dan stabilitas yang dia bicarakan," kata dia.
Sikap Hamas Atas Terpilihnya Donald Trump
Adapun Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan pada Rabu kalau sikap mereka terhadap pemerintahan baru AS tergantung pada kebijakan negara sekutu utama Israel itu di Perang Genosida di Gaza.
Seperti diketahui, Donald Trump dari Partai Republik mengklaim kemenangan pada pemilihan umum AS 5 November setelah proyeksi bahwa ia telah mengalahkan calon dari Partai Demokrat Kamala Harris untuk menjadi presiden ke-47 negara itu.
“Kami mengkonfirmasi bahwa posisi (sikap) kami pada pemerintahan AS yang baru tergantung pada perilaku praktisnya terhadap rakyat Palestina, hak dan alasan mereka yang sah,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas menyatakan semua pemerintahan AS sebelumnya telah mendukung pendudukan Israel.
“Klise politik dan militer AS untuk Israel “telah mengkonfirmasi perannya sebagai mitra penuh dalam pembunuhan puluhan ribu orang kami, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua,” kata kelompok pembebasan Palestina itu.
Kelompok Palestina itu juga mendesak pemerintah AS yang akan datang “untuk mendengarkan suara-suara publik AS, menolak pendudukan dan genosida (Israel), dan (AS) mendukung dan bias terhadap” Israel.