TRIBUNNEWS.COM - Selama beberapa bulan terakhir, Hizbullah melancarkan sejumlah serangan drone dari Lebanon.
Drone-drone itu berhasil menghindari sistem pertahanan udara Israel dan mencapai jantung rezim pendudukan.
Mengutip tehrantimes.com, situs berbahasa Ibrani, Walla, menerbitkan laporan tentang "dilema pesawat nirawak," yang menyatakan bahwa Hizbullah telah berhasil menemukan salah satu kelemahan utama pasukan pendudukan Israel, yakni kesulitan menangani ancaman pesawat nirawak.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa sepanjang tahun ini, drone Hizbullah mampu menyerang target yang tepat, termasuk ruang makan di pangkalan pelatihan Brigade Golani, rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebuah gedung di Nahariya, dan berbagai lokasi tentara Israel.
Serangan drone terhadap pangkalan pelatihan Brigade Golani elit di Binyamina menyebabkan puluhan korban di antara pasukan Brigade, serta sedikitnya empat orang tewas.
Waktu dan akurasinya juga signifikan.
Drone menyerang pada saat yang sama ketika pasukan sedang makan malam dan langsung menghantam ruang makan pangkalan.
Serangan terhadap kediaman pribadi Netanyahu pada 19 Oktober lalu, yang mengenai kamar tidur Perdana Menteri Israel, semakin menegaskan bahwa Hizbullah memiliki informasi intelijen yang akurat mengenai target-target paling sensitif di Israel.
Pada hari Sabtu (2/11/2024) dan Minggu saja, 10 pesawat nirawak diluncurkan ke wilayah pendudukan Israel, dengan satu pesawat dicegat di wilayah udara Lebanon.
Laporan Walla juga menyoroti bagaimana Unit 127 Hizbullah bertanggung jawab atas sebagian besar peluncuran drone ke wilayah pendudukan, beroperasi secara terdesentralisasi, rahasia, dan terfragmentasi, sehingga sangat sulit untuk menemukan anggotanya dan lokasi peluncuran, menurut sumber militer Israel.
Pakar militer Lebanon, Khalil Helou, menyebut bahwa semua drone Hizbullah adalah buatan Iran, yang dirancang untuk jarak jauh.
Baca juga: Rudal dan Drone Hizbullah Serang 3 Pangkalan Militer Israel di Tel Aviv dan Haifa
Drone tersebut dibawa ke Lebanon dalam beberapa bagian, kemudian dirakit dan dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan operasi di dekat Israel.
Helou mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa salah satu jenis drone yang digunakan Hizbullah adalah drone pengintai Hudhud.
Drone Hudhud memiliki panjang 3,5 meter dengan lebar sayap 5 meter.
Drone ini terbang pada ketinggian rendah, hingga 100 kilometer, yang memungkinkannya mencapai Tel Aviv.
Hudhud dilengkapi dengan kamera dan penyimpanan data, serta dapat diprogram untuk terbang di atas lokasi target dan kembali ke pangkalannya di Lebanon.
Drone ini juga dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk menyesuaikan misinya.
Helou menambahkan bahwa drone ini diluncurkan dari bandara khusus di Jezzine (Lebanon selatan) dan Hermel (Bekaa utara), serta fasilitas serupa di Suriah.
Drone ini memiliki roda dan memerlukan landasan pacu untuk lepas landas dan mendarat.
Minggu ini, media Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa banyak drone, terutama yang digunakan untuk intelijen, berhasil mencapai Haifa dan bahkan melampauinya tanpa terdeteksi oleh sistem peringatan Israel saat melintas dari Lebanon.
Angkatan Udara Israel tidak berusaha mencegatnya.
Pusat penelitian Israel meyakini drone Hudhud, yang baru-baru ini digunakan untuk memantau lokasi di Israel, termasuk di antara model terbaru.
Drone listrik ini senyap, tidak memiliki tanda termal, dan dapat terbang hingga 70 kilometer per jam.
Drone ini dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal tanpa landasan pacu dan dilengkapi dengan kamera berkualitas tinggi yang mentransmisikan rekaman langsung.
Ukurannya yang kecil dan gelombang radar yang pendek membuat pesawat ini sulit dideteksi dan dilacak.
Baca juga: Drone Hizbullah Melesat Kelabuhi Sirine Pendeteksi Israel, Hantam Keras Pabrik Penerbangan Zionis
Pada hari Minggu (3/11/2024), Channel 12 Israel menayangkan rekaman video sebuah drone di wilayah udara Israel yang diluncurkan dari Lebanon.
Media berita berbahasa Ibrani itu mengatakan, "Sudah ada lebih dari setengah jam peringatan [tanpa ada intersepsi]."
Video itu memperlihatkan sebuah helikopter tempur Israel mengejar pesawat nirawak Hizbullah.
Video lain yang muncul pada hari Minggu menunjukkan bagaimana drone Hizbullah yang terbang dengan kecepatan tinggi memiliki kemampuan untuk mengubah arah.
Video tersebut menunjukkan jalur penerbangan pesawat nirawak itu berbelok sedikit ke kanan.
Rekaman lainnya memperlihatkan pesawat nirawak Hizbullah terbang di atas rumah-rumah Israel, sementara kendaraan udara nirawak lainnya dicegat oleh helikopter Apache di atas Binyamina dekat Haifa, tetapi hanya setelah terbang sampai ke Israel tengah.
Hizbullah tampaknya telah memanfaatkan kelemahan militer Israel untuk menembak jatuh segerombolan pesawat nirawak yang diluncurkan dari Lebanon selatan dan menggunakannya dalam perang psikologis yang dilancarkan oleh Tel Aviv dan perlawanan Lebanon.
Sumber di industri militer Israel mengatakan kepada situs web Walla, "Kami tidak punya solusi untuk drone tersebut, dan tentara lambat menyadari bahwa pada dasarnya mereka adalah sasaran empuk."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)