News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trump menang Pilpres Amerika: Apa artinya bagi Palestina, Rusia, dan China?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Trump menang Pilpres Amerika: Apa artinya bagi Palestina, Rusia, dan China?

Meski demikian, para pemimpin NATO akan sangat khawatir tentang makna kemenangan Trump dalam Pilpres AS bagi masa depan pakta pertahanan tersebut serta efek yang dirasakan oleh para pemimpin negara yang bermusuhan.

Timur Tengah

Seperti halnya dengan Ukraina, Trump telah berjanji untuk membawa "perdamaian" ke Timur Tengah. Hal ini menyiratkan bahwa ia akan mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza dan perang Israel-Hizbullah di Lebanon. Meski begitu, Trump belum mengatakan bagaimana caranya.

Ia telah berulang kali mengatakan bahwa, jika ia berkuasa, Hamas tidak akan menyerang Israel karena dia akan memberlakukan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran, yang mendanai kelompok tersebut.

Secara umum, kemungkinan besar Trump akan mencoba untuk kembali ke kebijakan saat dia pertama kali menjabat sebagai presiden. Saat itu, AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran, menerapkan sanksi yang lebih besar terhadap Iran, dan membunuh Jenderal Qasem Soleimani—komandan militer Iran yang paling berkuasa.

Di Gedung Putih, Trump kemungkinan bakal memberlakukan kebijakan yang sangat pro-Israel, menamai Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem—sebuah langkah yang sangat disokong kelompok Kristen evangelis di AS yang merupakan kelompok pendukung utama Partai Republik.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Trump sebagai "sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih". Tetapi para kritikus berpendapat kebijakan Trump membawa kawasan Timur Tengah menjadi tidak stabil.

Palestina memboikot pemerintahan Trump, karena Washington mengabaikan klaim mereka atas Yerusalem—kota yang menjadi pusat sejarah, kehidupan, dan keagamaan warga Palestina.

Palestina semakin terisolasi ketika Trump menjadi penengah "Perjanjian Abraham" yang merupakan kesepakatan bersejarah untuk menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab.

Kesepakatan itu dibuat tanpa Israel harus menerima negara merdeka Palestina yang hidup berdampingan—kerap disebut solusi dua negara. Dulu, solusi dua negara merupakan keharusan bagi negara-negara Arab untuk menjalin kesepakatan regional semacam itu.

Negara-negara yang terlibat dalam “Perjanjian Abraham” malah diberi akses ke senjata canggih AS sebagai imbalan atas pengakuan terhadap Israel.

Palestina ditelantarkan di salah satu titik paling terisolasi dalam sejarah mereka oleh satu-satunya kekuatan yang dapat memberikan pengaruh bagi dua pihak yang bertikai. Hal ini semakin mengikis kemampuan Palestina untuk melindungi diri mereka sendiri.

Trump membuat beberapa pernyataan selama kampanye yang mengatakan bahwa ia ingin perang Gaza berakhir.

Ia memiliki hubungan yang rumit dan terkadang tidak harmonis dengan Netanyahu, tetapi tentu saja punya kemampuan untuk memberikan tekanan kepadanya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini