News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

4 Fakta Susie Wiles yang Ditunjuk Donald Trump Jadi Kepala Staf Gedung Putih, Dijuluki Ice Maiden

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump dan Susie Wiles

TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menunjuk Susie Wiles sebagai Kepala Staf Gedung Putih, Kamis (7/11/2024).

Posisi itu menjadikan Susie Wiles wanita pertama dalam sejarah AS yang memegang peran tersebut.

Dikenal karena sikapnya yang tenang dan wawasan strategisnya, Wiles adalah manajer kampanye Trump dalam Pilpres 2024 dan pemilihan sebelumnya.

Berikut fakta-fakta tentang Susie Wiles dan apa arti pengangkatannya bagi pemerintahan AS yang akan datang.

1. Sosok Susie Wiles

Mengutip International Business Times UK, Susie Wiles, atau Susan Summerall Wiles, adalah seorang ahli strategi veteran Partai Republik.

Ia memiliki karier panjang dalam konsultasi politik, terutama di Florida.

Awalnya, ia menjadi terkenal karena menjalankan kampanye penting di negara bagian tersebut, termasuk kampanye Trump yang sukses di Florida pada tahun 2016 dan 2020.

Pengalamannya yang luas mencakup mengelola kampanye Gubernur Florida Rick Scott tahun 2010, pencalonan presiden mantan Gubernur Utah Jon Huntsman tahun 2012, dan kampanye gubernur Ron DeSantis yang sukses pada tahun 2018.

Menurut laporan, pengaruhnya dalam lingkaran Partai Republik berasal dari wawasan politiknya yang tajam dan kemampuannya mengelola kampanye secara efektif, bahkan saat berada di bawah pengawasan ketat.

Donald Trump dan Susie Wiles (X Susie Wiles)

Lahir pada 14 Mei 1957 di New Jersey, AS, Wiles juga dikenal sebagai putri dari penyiar olahraga NFL legendaris, Pat Summerall.

Meskipun ayahnya terkenal, Wiles lebih suka menjauh dari sorotan.

Baca juga: 6 Kesalahan Demokrat yang Berujung Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024

Ia pernah menikah dengan sesama konsultan Partai Republik, Lenny Wiles, dan dikaruniai seorang putri, Caroline Wiles.

Pasangan itu bercerai pada tahun 2017, tetapi ia tetap menjaga hubungan keluarga yang erat sepanjang kariernya.

2. Dijuluki Ice Maiden atau Ice Baby

Wiles mendapat julukan "Ice Maiden" atau "Ice Baby" karena sikapnya yang tenang dan kalem dalam situasi berisiko tinggi.

Sepanjang kampanye Trump, ia menunjukkan kemampuan untuk tetap tenang dan mengelola suasana hati Trump yang sering berubah-ubah tanpa terlihat suka mengendalikan atau suka berkonfrontasi.

Dikenal karena pendekatannya yang berpikiran jernih, Wiles sering kali berdiri di luar panggung saat rapat umum.

Ia memantau pidato Trump dari jauh, dan dengan tenang mengarahkannya kembali ke jalur yang benar saat ia menyimpang.

Susie Wiles menguasai "seni mengelola Trump" dengan mendapatkan rasa hormatnya, bukan dengan mengonfrontasinya.

Kemampuan untuk memengaruhi Trump secara halus telah menjadi salah satu ciri khasnya.

Trump memanggil Wiles sebagai "Ice Baby" selama pidato kemenangannya, yang menekankan kehadirannya yang penting selama kampanye.

Mengutip Newsweek, Wiles dikenal luas di kalangan politik.

Awal tahun ini, Politico menggambarkannya sebagai "operator politik yang paling ditakuti dan paling tidak dikenal di Amerika."

The Hill menyebutnya "Republik paling berkuasa yang tidak Anda kenal," dan The New York Times mengatakan Wiles mungkin merupakan sosok paling signifikan dalam kampanye presiden ketiga Trump.

3. Peran Kepala Staf Gedung Putih: Tanggung Jawab Utama dan Pengaruhnya

Kepala Staf Gedung Putih memegang peranan penting dalam pemerintahan mana pun.

Ia bertanggung jawab mengelola operasi sehari-hari, mengoordinasikan kebijakan, dan bertindak sebagai penjaga pintu bagi Presiden.

Baca juga: Trump Menang, Cina Bersiap akan Ketegangan Tinggi dengan AS

Sebagai Kepala Staf, Wiles akan memainkan peran utama dalam melaksanakan agenda Trump, menyeimbangkan prioritas yang saling bersaing, dan mengelola saluran komunikasi di dalam Gedung Putih.

Salah satu perannya yaitu pengawasan staf, koordinasi antar departemen, dan bertindak sebagai penasihat utama Trump dalam berbagai isu.

Seorang Kepala Staf yang sukses juga harus siap untuk menyampaikan kebenaran pahit kepada Presiden, sebagaimana Chris Whipple, penulis The Gatekeepers, menggambarkan peran tersebut "sangat penting" bagi Gedung Putih yang efektif.

Menurut Whipple, Wiles telah menunjukkan bahwa ia dapat mengelola Trump secara efektif tanpa membuatnya marah.

Namun, ia mencatat bahwa kurangnya pengalaman Wiles di Gedung Putih dapat menimbulkan tantangan dalam menavigasi lanskap Washington yang kompleks.

4. Penunjukan Pejabat Besar Pertama Trump

Keputusan Trump untuk menunjuk Wiles sebagai anggota staf utamanya yang pertama menunjukkan banyak hal tentang pendekatannya terhadap masa jabatan keduanya.

Keberhasilan Wiles dalam menangani kampanye 2024, di mana ia meminimalkan pertikaian internal, kebocoran, dan kontroversi, telah menjadikannya salah satu penasihat Trump yang paling tepercaya.

Menurut Politico, banyak orang di lingkaran dalam Trump memandang Wiles sebagai orang yang akhirnya membawa disiplin pada diri Trump, sebuah pencapaian yang langka mengingat kecenderungan Trump untuk berganti-ganti staf dan menentang manajemen.

Meskipun sukses, Wiles enggan menjadi pusat perhatian.

Pada perayaan kemenangan Trump, ia menolak menerima mikrofon untuk menyampaikan pidato, lebih memilih bersikap rendah hati.

Namun, rekan-rekannya secara terbuka menyatakan kekaguman kepadanya.

Manajer kampanye Chris LaCivita menyebut Wiles sebagai salah satu pejuang paling tangguh dan paling setia yang pernah bekerja dengannya.

Gayanya yang rendah hati, dipadukan dengan pemahaman mendalam tentang kepribadian Trump, sangat cocok untuk jabatan Kepala Staf.

Penunjukan Susie Wiles sebagai Kepala Staf Trump menciptakan preseden baru dalam politik Amerika.

Saat ia melangkah ke peran penting ini, pengaruhnya terhadap pemerintahan Trump kemungkinan besar akan sangat besar, membentuk kebijakan, mengelola krisis, dan mengarahkan Gedung Putih dengan pendekatan yang tenang dan kalem.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini