"Pemandangan bencana 1948 sedang terulang. Israel mengulangi pembantaian, pemindahan, dan penghancurannya," kata Saed, 48 tahun, seorang penduduk Beit Lahiya, yang tiba di Kota Gaza pada Rabu.
"Gaza Utara tengah diubah menjadi zona penyangga yang besar, Israel tengah melakukan pembersihan etnis di bawah pengawasan dan pendengaran dunia yang tak berdaya," katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Sebagai informasi, kampanye gencar Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan setempat yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Sekitar 90 persen penduduk wilayah tersebut telah meninggalkan rumah mereka, banyak yang mengungsi beberapa kali.
Serangan Israel juga telah merusak atau menghancurkan sekitar dua pertiga rumah dan bangunan lain di Gaza, menurut penilaian PBB.
Israel mengatakan pihaknya tidak secara sengaja menargetkan warga sipil dan menyalahkan Hamas atas kematian mereka, dengan mengatakan para militan bersembunyi di antara warga sipil dan beroperasi di wilayah permukiman.
Baca juga: Pendudukan Berkedok Infrastruktur, Ambisi Israel untuk Permanenkan Kontrol di Gaza
Pada hari Rabu, 15 truk yang membawa bantuan diizinkan memasuki Gaza utara, tempat kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa serangan Israel selama sebulan dapat menyebabkan kelaparan.
Truk-truk tersebut memasuki Gaza dengan bantuan dari Uni Emirat Arab, menurut badan militer yang menangani pengiriman bantuan ke wilayah tersebut, COGAT.
Dikatakan bahwa bantuan tersebut terdiri dari makanan dan air serta perlengkapan kebersihan, tempat tinggal, dan medis.
Sementara, badan-badan PBB tidak segera mengonfirmasi pengiriman bantuan tersebut.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel