News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Komandan Peleton Brigade Golani Israel Tewas di Lebanon Selatan, Gerilya Hizbullah Mematikan IDF

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letnan Ivri Dickshtein, 21 tahun, seorang komandan peleton di Batalyon ke-51 Brigade Golani Israel yang tewas dalam kontak senjata dengan Hizbullah di Lebanon Selatan.

Israel pada 1 Oktober memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan dan kini memperluas invasi itu.

Metode Gerilya Hizbullah Mematikan IDF

Fakta di lapangan menunjukkan, sejak memulai operasi darat ke Lebanon per 1 Oktober, pasukan IDF terus berguguran meski lebih unggul dalam hal persenjataan dan teknologi perang.

Meskipun sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, terbunuh dalam sebuah pengeboman besar-besaran dan ratusan anggota gerakan itu terluka dalam sebuah serangan yang melibatkan alat komunikasi yang meledak, para analis menyatakan kalau kelompok tersebut tetap mampu memberikan perlawanan yang kuat di wilayah kekuasaannya sendiri.

“Hizbullah masih mampu menimbulkan masalah serius bagi pasukan penyerang mana pun, baik Israel maupun pasukan penyerang mana pun yang mungkin datang,” kata analis keamanan Ali Rizk kepada Anadolu.

Unit artileri bergerak Israel menembakkan peluru dari Israel selatan menuju Jalur Gaza, di posisi dekat perbatasan Israel Gaza, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. (AP Photo/Erik Marmor) (AP/Erik Marmor)

Invasi Darat Untungkan Hizbullah

Para ahli berpendapat bahwa invasi darat apa pun di Lebanon dapat membalikkan keadaan ke arah yang menguntungkan Hizbullah.

Rizk merujuk pada pidato terbaru pemimpin Hizbullah, yang menyatakan kelompoknya siap menghadapi serangan semacam itu.

"Invasi darat adalah cara terbaik yang dapat meningkatkan moral Hizbullah setelah mengalami kemunduran beruntun ini. Mereka dapat menimbulkan kerugian besar," kata Rizk, menekankan bahwa keakraban kelompok itu dengan Lebanon selatan menawarkan keuntungan penting melawan pasukan penyerang.

Pembunuhan Nasrallah tidak menyurutkan tekad Hizbullah, tambahnya.

“Faktanya, hal ini bahkan mungkin meningkatkan semangat juang dan moral karena para pejuang Hizbullah kini akan melihat diri mereka lebih bertekad melawan musuh ini.”

Sementara Hizbullah terus melepaskan rentetan roket ke Israel, kelompok tersebut juga tetap menjadi “kekuatan tempur yang sangat kuat” di lapangan.

Samer Jaber, seorang peneliti PhD di Royal Holloway, Universitas London, dan seorang pakar Timur Tengah, setuju dengan penilaian kekuatan Hizbullah ini.

Dia mencatat kalau Hizbullah juga memiliki keuntungan dari infrastruktur bawah tanahnya yang luas, bersama dengan pengetahuannya tentang medan negara tersebut.

"Hizbullah telah membangun jaringan dan infrastruktur bawah tanah yang dirancang untuk mendukung konfrontasi berkepanjangan dengan pasukan Israel. Hal ini memberikan perlawanan Lebanon keunggulan taktis dan strategis dari sudut pandang operasional," jelas Jaber.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini