Penelitian ini juga memasukkan variabel gaya hidup termasuk merokok, olahraga, dan kualitas diet secara keseluruhan.
Pada 2015, para peneliti di China mengeksplorasi konsumsi cabai dan kesehatan pada 500.000 orang dewasa.
Mereka kemudian mengaitkan konsumsi cabai dengan risiko kematian yang lebih rendah.
Mereka yang mengonsumsi makanan pedas hampir setiap hari memiliki risiko kematian 14% lebih rendah dibandingkan mereka yang makan makanan pedas kurang dari sekali seminggu.
“Temuan utamanya adalah asupan makanan pedas yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko kematian yang lebih rendah, terutama kematian akibat kanker, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan,” kata peneliti Lu Qi, profesor nutrisi di kampus kesehatan masyarakat Harvard.
Namun bukan berarti mulai mengonsumsi cabai jumlah besar dalam jangka pendek dapat langsung melindungi kesehatan Anda atau melindungi Anda dari penyakit pernapasan.
Penting diingat, penelitian di China mengikuti gaya hidup orang-orang selama rata-rata tujuh tahun.
Jadi, meskipun cabai memiliki efek perlindungan terhadap kesehatan pada subjek penelitiannya, bukan berarti orang yang makan cabai menjadi lebih sehat sejak awal.
Efeknya kemungkinan besar terbentuk dari waktu ke waktu, bukan dalam hitungan minggu atau bulan.
Qi mencoba memisahkan efek konsumsi cabai dari hal-hal lain dengan mengontrol usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, pola makan dan faktor gaya hidup termasuk asupan alkohol, merokok dan aktivitas fisik.
Dia mengatakan bahwa risiko penyakit yang lebih rendah berkaitan dengan makan cabai mungkin dipengaruhi oleh capsaicin.
“Bahan-bahan tertentu dalam makanan pedas, seperti capsaicin, ternyata meningkatkan status metabolisme, seperti profil lipid (kolesterol dalam darah) dan peradangan," kata Qi.
"Ini mungkin menjelaskan sebagian temuan dalam penelitian kami," tuturnya.