News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Suami Istri Asal Israel Ditolak Menginap di Hotel Gara-gara Genosida di Gaza

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel. Pasangan suami istri asal Israel ditolak menginap di hotel di Italia.

"Jika Anda tidak setuju dengan tindakan Israel, Anda menyebarkan kebencian terhadap seluruh warga Israel," tambah Calimani.

Kementerian Luar Negeri Israel telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut dan telah mengambil langkah-langkah untuk meminta Booking.com menghapus hotel tersebut dari platformnya.

Booking.com tidak segera menanggapi email dari The Associated Press yang meminta komentar.

Luca Zaia, yang menjabat sebagai gubernur wilayah Veneto di Italia, mengatakan situasi yang melibatkan hotel tersebut "sangat serius."

"Saya merasa sangat terganggu dan terkejut dengan apa yang telah terjadi," kata Zaia.

"Veneto harus memastikan pintunya terbuka untuk semua orang."

Antisemitisme di Italia

Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya insiden antisemit di seluruh Italia selama setahun terakhir, dengan meningkatnya laporan mengenai rasisme dan diskriminasi terhadap komunitas Yahudi.

Di Milan bulan lalu, sebuah mural dirusak untuk menghormati seorang penyintas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, menyandera 250 orang, dan 100 orang masih hilang, dan banyak yang diyakini telah tewas.

Observatorium Antisemitisme di Milan juga melaporkan peningkatan tajam dalam insiden antisemit, sekarang mencapai rata-rata 80 hingga 90 per minggu selama setahun terakhir, dibandingkan dengan 30 per minggu sebelumnya.

Berita tentang insiden hotel tersebut muncul pada hari yang sama ketika mantan sandera yang ditawan Hamas di Gaza dan keluarga mereka bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan.

Paus Fransiskus bertemu dengan Yelena Troufanov, salah satu sandera yang dibebaskan November lalu.

Putranya, Sasha, masih berada di Gaza dan terlihat dalam sebuah video yang dirilis Rabu oleh kelompok militan Jihad Islam Palestina.

"Anda lihat dalam gambar bagaimana anak saya telah berubah selama tahun ini," kata Troufanov dalam sebuah konferensi pers di Roma pada hari Kamis.

"Saya sangat khawatir dengan kondisinya, saya melihat bahwa dia tidak dalam kondisi mental yang baik dan juga kondisi fisik yang tidak baik."

Serangan Tak Henti ke Gaza

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini